SAAT ini para petani jagung di enam Kecamatan di Kabupaten Tapin memasuki musim panen. Hal ini ditandai dengan dilaksanakannya panen raya jagung Nusantara.
Panen ini dipimpin langsung Bupati Tapin, HM Arifin Arpan di Desa Tandui, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin.
Bersama dengan Menteri Pertanian Indonesia Syahrul Yasin Limpo (SYL) secara virtual Bupati Arifin melakukan panen raya jagung Nusantara yang bertempat lahan rawa lebak Desa Tandui Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin Provinsi Kalsel, Rabu (29/9/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Arifin menyatakan, di Tapin ada sekitar 500 hektare yang ikut panen raya jagung kali ini, dengan produksi sebanyak 2.829 ton dengan produksi sekitar 50,7 kuintal per hektare.
“Rencana tanam kembali pada bulan Oktober – Desember seluas 224 hektare dan pada bulan Januari – Maret 2022 seluas 750 hektare," jelasnya.
Untuk pengembangan jagung sendiri di Kabupaten Tapin akan dilakukan di kecamatan Tapin Selatan, Bungur, Piani, Hatungun, Binuang serta Salam Babaris dengan luas sekitar 1.490 hektare.
Kepala Dinas Pertanian Tapin, Wagimin yang juga turut hadir mendampingi Bupati mengatakan, panen raya hari ini sebanyak kurang lebih 500 hektare yang diikuti para petani di Desa Tandui.
“Sementara ini untuk pemasaran, para petani bisa langsung menjualnya ke PT. Comfeed di Pelaihari setelah melakukan panen,” ujar Wagimin.
Lebih jauh Wagimin mengatakan, untuk harga sendiri saat ini ada 2 versi, di mana petani bisa menjualnya dengan pipilan basah dengan kadar air sebesar 28 persen dengan harga jual Rp4000; per kilogram, sedangkan kalau petani menjualnya dengan harga pipilan kering dengan kadar air 15 persen maka akan dihargai sekitar Rp. 5000; per kilogramnya.
“Kalaupun ada fluktuasi harga, ini bagian dari dinamika. Tentu petani senang karena petani jagung mendapatkan harga yang lebih baik, diatas HAP (Harga Acuan Pembelian), Alhamdulillah, para gubernur dan bupati sesuai data yang sudah dilaporkan kepada kami semua mencapai target yang sudah diberikan." jelasnya SYL lebih lanjut.
Oleh karena itu, SYL menekankan Pemerintah tetap menjaga agar harga jagung di pasar tidak over high karena juga akan mengganggu subsektor lain.
"Sementara itu untuk penjualan ke PT Comfeed Pelaihari sendiri bisa dilakukan secara langsung oleh petani maupun ke pengepul," jelasnya.
Ia mengatakan dengan demikian para petani tidak menyetok atau menyimpan di tempat.[adv]