SEPULUH hari telah berlalu Bimbingan Teknis Motivasi Usaha bagi Petani Muda Menuju Petani Milenial di Kabupaten Kotawaringin Timur, tepatnya di BPP Paranggean dan BPP Bagendang, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, terus melakukan pendampingan.
Sebagai salah satu UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian RI komitmen melakukan pendampingan, meski secara digital, pendampingan melalui WA Group “Bimtek Motivasi Usaha Porang" yang dipimpin Sumadi dan Rudi.
"Sumadi dan Rudi setelah resign dari Dinas Pertanian, mereka terjuni porang dari hulu hingga hilir. Pelaksanaan bimbingan teknis dan motivasi usaha dari para Widyaiswara BBPP Binuang,“ papar Budiono.
Budiono sendiri di sela waktu liburnya terus mengawal purnawidya via gadget memberikan bimbingan dan motivasi.
“Tentu perlu motivasi dan strategi khusus agar pembiayaan dapat disiasati melalui penyediaan benih secara mandiri dan bertahap membuat pupuk organik dan pestisida nabati, mengelola pasca panen dan pengolahan umbi agar mempunyai nilai tambah baik dalam bentuk chip, tepung, maupun mie dan beras berbasis porang,“ paparnya.
“Diskusi secara virtual terjadi 2 arah, baik pihak widyaiswara sebagai pendamping maupun di antara petani porang yang sudah mencoba dan yang akan menanam. Motivasi yang luar biasa dan keaktifan anggota grup setidaknya ada 200 sampai 300 chat-chat mereka yang mengalir begitu saja," jelasnya.
Ini mulai cerita pengalaman dari mengolah pupuk organik dari limbah pertanian, pemanfaatan pelepah sawit sebagia pakan ternak dan pemanfaatan limbah ternak sebagi kompos, membibitkan dari berbagai bagian porang mulai dari biji bunganya (spora), bulbi (umbi katak) dan umbi porang sendiri, hingga mengolah tepung dan mie porang.
"Sebagimana dilakukan oleh mas Rudi yang sudah menekuni porang 2 tahun lalu. Mengingat peluang porang sebagai suatu bisnis cukup besar dan perlu mendapat perhatian ekstra, beliau merelakan untuk resain dari staf Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur. Selanjutnya beliau mendirikan Rahayu Porang (RP) center,” ujarnya.
Rudi mengungkap bahwa jika petani didampingi insya Allah mampu untuk meningkatkan nilai tambah porang dari umbi segar seharga Rp4000 per kilogram menjadi Chip dengan 2.5 kilogram umbi segar atau senilai Rp10.000 mampu ditingkatkan nilai tambahnya hingga Rp25.000 sampai 40.000 per kilogram.
Apalagi jika dilanjut hingga menjadi tepung porang dengan hanya membutuhkan 1.5 sampai 2 Kg chip porang atau senilai Rp60.000 hingga Rp80.000 per kilogram dan dalam bentuk tepung dihasilkan tepung porang senilai Rp240.000 per kilogram.
"Jika diolah menjadi mie porang basah menjadi nilai tambah sebesar Rp350.000 sampai Rp400.000 per kilogram dengan kemasan 250 gram per pax Rp11.000 sampai Rp15.000,” imbuhnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menekankan perlunya menggerakkan pertanian mulai dari desa hingga kecamatan. Sinergitas Kementan bersama Kementerian Dalam Negeri akan menggerakkan ekonomi dan membangun bangsa, salah satu contoh yakni saat pandemi corona saja, sektor pertanian luar biasa tangguh dan satu-satunya penyelamat perekonomian nasional.
Mentan mengatakan, berbagai terobosan dan inovasi dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian guna mewujudkan SDM unggul harus terus didorong guna peningkatan produktifitas, kualitas dan kontinuitas produksi pertanian secara nasional.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Prof Dedi Nursyamsi menyampaikan, petani harus jeli mengembangkan sektor usahanya agar mendapatkan hasil optimal.
Selanjutnya Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si menyampaikan, petani milenial di wilayah kalimantan Tengah melakukan penetrasi untuk membangun jejaring ekonomi bersama dengan BUMDes mengembangan sinergisitas dengan BUMP.
"Sehingga permasalah usaha tani dapat diselesaikan bahkan menjadikan masalah menjadi peluang baru. Saya harap melalui pelatihan ini dapat menjadi kebangkitan petani milenial di wilayah Kalimantan Tengah," pungkasnya.[advertorial]