KEMENTERIAN Pertanian RI melaksanakan Pelatihan Teknis Budidaya dan Kelayakan Usaha Porang angkatan ke-31 bagi petani dan penyuluh di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan tengah yang diikuti 30 peserta.
Pelatihan teknis di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Barat ini dilaksanakan mulai 22 hingga 24 Oktober 2021.
Untuk memastikan usaha agribisnis porang mampu menyejahterakan petani, menjaga keberlanjutan dan daya saingnya, Kementerian Pertanian menggenjot sosialisasi hilirisasi melalui bimbingan teknis, pelatihan dan penyuluhan penanganan pasca panen dan pengolahan porang menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi.
“Pembelajaran diberikan mulai secara mandiri petani menyiapkan pembibitan, pupuk dan pestisida secara efisien dan produktif, inovasi budidaya yang mampu mengendalikan biaya produksi secara optimal, pengelolaan panen, pasca panen hingga pengolahan porang menjadi beragam produk turunan, misal: chip, tepung, mie, beras dan olahan lainnya," papar Budiono, Widyaiswara BBPP Binuang, UPT BPPSDMP Kementan RI.
Menurutnya, pada kesempatan lain pada Bimbingan Teknis di Kabupaten Kotawaringin Timur, juga dalam rangka memotivasi para petani muda untuk memantapkan jiwa dan semangat entrepreneur sebagai salah satu komponen membangun sistem agribisnis porang, pondasi sumber daya manusia yang terampil, berkarakter wirausaha dan berpengetahuan yang memadai tentu akan sangat diperlukan dalam kompetisi di pasar global.
Presiden Joko Widodo sendiri menginstruksikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk menjadikan porang sebagai komoditas ekspor andalan baru di Tanah Air.
Instruksi tersebut disampaikan Kepala Negara saat mengunjungi pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis, 19 Agustus 2021.
“Saya tadi sudah menyampaikan kepada Menteri Pertanian untuk betul-betul kita seriusi komoditas baru ini komoditas porang,” ujar Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, porang merupakan komoditas baru yang dapat memberikan nilai tambah yang baik, tidak hanya bagi perusahaan pengolah porang tetapi juga kepada para petani porang.
Berdasarkan data yang diterimanya, dalam satu hektare lahan dapat menghasilkan 15 hingga 20 ton porang. Selain itu, pada musim tanam pertama para petani dapat menghasilkan hingga Rp40 juta porang dalam kurun waktu 8 bulan.
“Ini sebuah nilai yang sangat besar, pasarnya juga masih terbuka lebar,” ungkapnya.
Presiden Jokowi juga meyakini bahwa porang akan menjadi makanan sehat di masa mendatang, mengingat porang memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Mulai dari rendah kalori hingga bebas gula.
“Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat, karena kadar gulanya sangat rendah,” ucap Presiden.
Dalam kesempatan lain bapak Menteri Pertanian dalam sambutannya mengatakan bahwa di pertanian ada budidaya, ada pasca panen, ada pengolahan, tetapi di ujungnya tidak akan punya arti kalau pasarnya tidak di”create” lebih kuat.
"Inilah makna dari tiga menteri melakukan kunjungan ke Jawa Timur. Dan ini harus diikuti oleh daerah-daerah lain di Indonesia,” kata Menteri Pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi menyampaikan, petani harus jeli mengembangkan sektor usahanya agar mendapatkan hasil optimal.
"Ini sebagaimana intruksi bapak presiden Joko widodo agar mengembangkan secara serius komoditas baru ini yaitu porang," papar Dedi.
Ia mengatakan, sektor pertanian merupakan sektor yang terus tumbuh positif dimasa pandemi. Ia berharap pemuda mampu memanfaatkannya menjadi peluang usaha, dan menjadi petani milenial yang tidak hanya andal dari segi teknis, melainkan juga di bidang wirausaha dan pemasaran, tak ketinggalan produk olahan porang.
Selanjutnya Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati, M.Si menyampaikan, petani milenial di daerah harus menjadi duta petani milenial yang menggerakkan revolusi pertanian berbasis IT, lakukan terobosan trobosan untuk membangun jejaring usaha bersama dalam kelembagaan BUMP.
"Saya harap melalui pelatihan ini dapat menjadi kebangkitan petani milenial di wilayah Kalimantan Tengah pada khususnya dan Kalimantan pada umumnya, sekaligus meningkatkan nilai tambah dari umbi porang untuk menjaga stabilitas harga dan jaminan pasar," pungkasnya.[advertorial]
Tags
bbpp