BPPSDMP Apresiasi Inovasi Duta Duta Petani Milenial

BPPSDMP Apresiasi Inovasi Duta Duta Petani Milenial

MENTERI Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku senang dengan keterlibatan generasi milenial dalam sektor pertanian. 

"Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian,” kata Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Prof Dedi Nursyamsi menyampaikan, petani harus jeli mengembangkan sektor usahanya agar mendapatkan hasil optimal.

Menurut Dedi, regenerasi dalam sektor pertanian sudah harus dilakukan. Saat ini, petani di Indonesia berjumlah sekitar 33 juta orang. 33 juta. Dari jumlah itu, hanya sekitar 29% petani yang usianya kurang dari 40 tahun atau disebut sebagai petani milenial.

"Sedang sisanya sekitar lebih dari 70% masuk kategori tua. Dan 5 tahun hingga 10 tahun mendatang, banyak petani kita yang masuk fase tidak produktif atau berusia di atas 55 tahun. Makanya regenerasi mutlak dilakukan mulai saat ini juga,” katanya. 

Dedi menambahkan, berdasarkan tingkat pendidikan, 74% petani Indonesia merupakan lulusan SD (Sekolah Dasar), tidak SD, dan bahkan tidak mengecap pendidikan sekolah.  

“Sangat sedikit sekali yang lulus SMP, apalagi SMA dan perguruan tinggi. Makanya, tidak bijaksana rasanya jika kita mengandalkan pembangunan pertanian kepada petani dengan tingkat pendidikan seperti ini inilah pentingnya regenerasi,” terangnya. 

Lebih lanjut Dedi menjelaskan terkait pentingnya petani milenial sebagai socioagripreneur untuk melakukan inovasi dan mengubah mindset dengan pemanfaatan teknologi dari produksi hingga pengolahan hasil dan distribusi.

"Inovasi tidak hanya berasal dari hasil penelitian laboratorium saja tetapi juga bisa dari uji coba pengalaman para petani-petani sukses. Hal ini yang menjadi contoh untuk generasi muda pertanian lainnya. Petani yang rajin mengadopsi inovasi teknologi akan berkembang lebih maju dan modern dibandingkan dengan petani yang tidak mengadopsi teknologi," papar Dedi. 

Budiono,Widyaiswara BBPP Binuang menambahkan, upaya-upaya untuk membumikan teknologi tepat guna dan bisa dimanfaatkan petani dan semua aktor kunci pertanian, harus terus didorong. Hal ini juga harus disinergikan untuk mendorong produktivitas pertanian. 

"Kita sharing terkait inovasi, teknologi, juga membuka peluang kemitraan buat petani milenial. Sekitar 90% peserta pelatihan teknis budidaya dan kelayakan usaha Porang dan Bimbingan Teknis Motivasi usaha yang diadakan di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat  yang terjun ke sektor pertanian menjalankan agribisnis pertanian,” paparnya. 

Sementara Wayan Supadmo atau Pak Tani mengimbau kepada para petani lain termasuk generasi milenial untuk selalu rajin mencoba. 

“Inovasi bisa kita hadirkan dengan rajin mencoba. Kita bisa mencari tahu manfaat atau dampak dari satu hal karena sering mencoba. Petani pun harus rajin mencoba untu mendapatkan inovasi yang dibutuhkan,” tutur Wayan yang dikenal kerap menghadirkan inovasi dalam pertanian. 

Hal yang sama disampaikan saat menjadi narasumber pada pelatihan teknis Budidaya dan Kelayakan usaha Porang pada tanggal 22 Oktober 2021, di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Barat.

Selanjutnya, Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si menyampaikan, petani milenial di wilayah kalimantan Tengah melakukan penetrasi untuk membangun jejaring ekonomi bersama BUMDes mengembangan sinergisitas dengan BUMP baik P4S, Gakpotan, JPN dan kelembagaan petani lainnya.

Sehingga permasalah usaha tani dapat diselesaikan bahkan menjadikan masalah menjadi peluang baru. 

"Saya harap melalui pelatihan ini dapat menjadi kebangkitan petani milenial di wilayah Kalimantan Tengah," pungkasnya.[advertorial]




Lebih baru Lebih lama