LANGKAH nyata Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengelola Food Estate secara serius diwujudkan dengan kegiatan Evaluasi Pasca Diklat (EPD), yang digelar selama empat hari, sejak 9 hingga 12 November 2021.
Kementan sendiri melaksanakan EPD di kawasan Food Estate. Kegiatan ini diselenggarakan secara serentak dengan metode sensus, sehingga sejumlah 1.570 petani /purnawidya Food Estate ikut berpartisipasi hadir di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Kementan tak menyia-nyiakan momentum tahun pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah dilaunching Presiden RI Jokowi sejak tahun 2020.
Kementan menggenjot pengembangan SDM Pertanian di kawasan Food Estate.
Kegiatan pelatihan berupa bimbingan teknis, penyuluhan, kaji terap dan bimbingan lanjutan baik bagi petani dan pendamping/fasilitator penyuluh pertanian. Ini merupakan jurus nyata untuk mengembangkan SDM Pertanian yang masih pada kategori rendah, setidaknya 80% lebih masih berpendidikan di bawah pendidikan dasar.
Dukungan Pusat Penyuluhan Pertanian yang berkolaborasi dengan BBPP Binuang sebagai UPT Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian, menunjukkan keseriusan dan spirit ingin berbagi mewujudkan ketahanan pangan nasional sekaligus menyejahterakan petani di kawasan Food Estate demi keberlanjutan dan kedaulatan pangan nasional.
Menurut Budiono, salah satu Widyaiswara sebagai Enumerator EPD dari BBPP Binuang, evaluasi ini diperlukan untuk mengukur tingkat dukungan Kementan dalam menyukseskan program ketahanan pangan nasional.
"Sekaligus untuk menggali informasi-informasi yang diperlukan untuk menyusun rencana kekinian dalam rangka menggenjot kegiatan pengembangan sumber daya manusia pertanian untuk mendukung Food Estate pada tahun 2022," terangnya.
Mentan SYL mengatakan, salah satu fokus Kementan adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian.
"Kinerja pertanian juga ditentukan oleh kerja penyuluh dan petani di lapangan. Karena itu, Kementerian Pertanian mendorong BPPSDMP agar mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga terlatih untuk terus menggerakkan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern," katanya.
Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berdaya saing dan melengkapi kemampuan pengetahuan petani serta mengevaluasi pelaksanaan pelatihan yang telah diselenggarakan Kementan melalui BBPP Binuang secara rutin melaksanakan pelatihan, Bimtek dan EPD di kawasan Food Estate.
"Pelaksanaan Pelatihan,Bimtek, Binjut dan EPD ini bertujuan mengevaluasi penerapan materi-materi di lapangan, serta menemukan kendala yang dihadapi oleh purnawidya dalam penerapan materi pelatihan," tambahnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Prof Dedi Nursyamsi menyampaikan, petani harus terus meningkatkan kapasitas dirinya untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan dan skillnya agar dapat mengembangkan sektor usahanya agar mendapatkan hasil optimal.
Kapusluh, Ir Bustanul Arifin Caya M.DM mengungkapkan, kolaborasi petani, penyuluh, widyaiswara, peneliti dan dosen harus mampu menyukseskan Food Estate sebagai program super prioritas kementerian pertanian.
"Oleh karena itu setiap saat harus terus dimonitor dan dievaluasi termasuk kegiatan evalusi pasca diklat (EPD) ini. Agar dapat sedini mungkin dapat mengelola permasalahan yang ada berdasarkan hasil analisis dari data EPD," paparnya.
Selanjutnya, Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si menyampaikan, kegiatan evaluasi pasca diklat “Food Estate” penting dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan.
"Juga informasi kekinian perkembangan di lapangan dan sebagai bahan kebijakan penyusunan program dan kegiatan selanjutnya (2022) di kawasan Food Estate wilayah Kalimantan Tengah," pungkasnya.[advertorial]
Tags
bbpp