BANJARMASIN - Atas konsistensinya dalam rangka membantu melestarikan dan mengembangkan kawasan Pulau Curiak sebagai wilayah ekosistem lahan basah dan wadah pelestarian hewan bekantan, Pertamina Integrated Terminal (IT) Banjarmasin masuk dalam 84 perusahaan yang memenuhi nilai passing grade EMAS dan telah menunjukkan konsistensi meraih peringkat Hijau pada 3 periode penilaian PROPER sebelumnya serta menunjukan satu program inovasi sosial yang dimiliki oleh perusahaan.
Perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut ditetapkan menjadi perusahaan kandidat Emas PROPER 2021 melalui Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Nomor SK.69/PPKL/SET/WAS.8/11/2021 Tentang Penetapan Kandidat Emas Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode Tahun 2020-2021.
Rencananya penilaian sebagai peraih kandidat Emas PROPER 2021 akan dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada Pertamina IT Banjarmasin pada, Kamis (2/12/2021) secara virtual.
“Selain persentasi yang kami lakukan, nantinya penilaian peraih kandidat Emas PROPER 2021 juga dilihat dari banyaknya like and comment positif bagi program Inovasi Sosial CSR Pertamina C&T Regional Kalimantan IT Banjarmasin yang diupload di Youtube milik Ditjen PPKL,” ungkap IT Manager Banjarmasin F Moris Wungubelen.
Karena itulah dirinya pun dalam berharap agar masyarakat Kalsel sama-sama mendukung dengan cara menonton, memberikan like hingga menshare link https://www.youtube.com/watch?v=e0RSvBeK8KY agar Pertamina IT Banjarmasin dan Pulau Curiak bisa meraih Emas PROPER 2021.
“Dengan demikian kita tentunya bisa terus mendorong agar Pulau Curiak bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya di tingkat lokal dan nasional, namun juga dunia,” tambahnya.
Sekedar diketahui, Destenasi Pulau Curiak yang berada di kawasan delta Sungai Barito, tepatnya di Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalsel, kini mulai dikenal luas oleh wisatawan lokal dan mancanegara.
Padahal sebelumnya Pulau Curiak hanyalah sebuah pulau kecil yang tidak terurus yang luasnya hanya 2,7 hektare. Namun sejak dijadikan Stasiun Riset Bekantan oleh Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) pada Juni 2018, pulau ini sekarang cukup mendunia namanya di mata wisatawan minat khusus, baik itu peneliti hingga mahasiswa.
Kini Pulau Curiak sudah memiliki fasilitas pendukung wisata yang memadai setelah didukung oleh Pemkab Batola, Pertamina dan Pokdarwis setempat. Mulai dari titian yang semi permanen, rumah singgah bagi peneliti, gazebo untuk bersantai hingga perahu motor dan kapal kecil bagi wisatawan yang datang.
Bahkan sekarang turut dikembangkan kawasan wisata lain disekitar Pulau Curiak, yaitu Taman Wisata Mangrove Rambai Centre untuk mengakomodir wisatawan umum. Di Taman Wisata Mangrove Rambai Centre sudah mulai dibangun beberapa fasilitas untuk wisatawan umum, mulai dari guest house semi permanen, gazebo hingga titian jalan yang nantinya akan disambungkan dengan areal persawahan dan perumahan warga.
Untuk masyarakat sekitar juga kini diberikan berbagai pelatihan, mulai dari pembuatan produk khas Pulau Curiak yang bisa dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang datang hingga pelatihan menjadi tour guide juga dilakukan agar masyarakat dapat meraih manfaat dari keberadaan Pulau Curiak.[]
Tags
Humaniora