BANJARMASIN - Menandai pengujung tahun 2021, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa dan Pemuda (DPP Ikmada) Kalimantan Selatan menggelar seminar kepemudaan.
Seminar yang mengangkat tema "Peran Pemuda dan Perempuan dalam Merawat Kebhinekaan dan Mewujudkan Perdamaian Banua itu menghadirkan 4 pembicara.
Di antaranya Anggota DPRD Kalsel Zulfa Asma Vikra SH.MH, Tokoh Muda Kalsel KaProdi PIAUD Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Muhammad Abdan Syakura S.Pd M.Pd,i, Wabendum Kahmi Kalsel Awardee PBI Lpdp-Kemendikbud dikti 2021 Nurul Indah Qariati SKM M.Kes, dan Ketua Badko HMI Kalsel-Teng Abdul Halim.
Ketua DPP Ikmada Kalsel Muhammad Ali Candra di sela seminar mengatakan, peran pemuda saat ini haruslah menjadi agen perubahan dalam banyak hal menyongsong era digital serta penggerak pembangunan.
“Peran pemuda sebagai agen perubahan meliputi dinamisator yaitu penggerak pembangunan serta katalisator di mana pemuda penghubung dalam menjawab tantangan bangsa,” ucap Ali.
Hal lain, lanjutnya, pemuda juga sebagai motivator yang tangguh serta pemuda sebagai penyemangat dalam menyongsong pembangunan yang lebih baik. Kendati demikian, pemuda harus memiliki inovator yang menghasilkan gagasan dan prestasi yang mendukung kemajuan.
Lalu, peran pemuda adanya evaluator di mana pemuda harus menjadi pengontrol ketika terdapat kebijakan-kebijakan negara yang tidak menjawab kemaslahatan masyarakat.
“Pemuda harus mampu menjawab tantangan transformasi budaya digital di revolusi 4.0 maka sangat penting bagi pemuda untuk meningkatkan SDM, penguatan literasi, berinovasi, sehingga mampu berdaya saing melahirkan prestasi untuk kemajuan bangsa,” tandasnya.
Lalu sambung dua Keberagaman di Indonesia menjadi sebuah keniscayaan. Beragam suku, bangsa, ras, dan agama hidup berdampingan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga, filosofi Bhinneka Tunggal Ika menjadi perekat yang kuat untuk menjaga integrasi dan kesatuan bangsa Indonesia.
Menerima dan menghargai perbedaan menjadi sebuah kewajiban bagi setiap warga negara. Kehidupan yang plural, tidak akan mampu terwujud jika toleransi tidak bersifat inheren dalam setiap individu, dan tumbuh subur pada setiap kelompok dan golongan.
Dialog-dialog lintas agama, suku, ras, dan budaya menjadi sangat penting untuk menjaga kenyamanan dan saling percaya.
Terlebih di Kalimantan Selatan sendiri banyak suku, yaitu Suku Banjar, Dayak Bakumpai, Dayak Baraki, Dayak Maanyan, Dayak Lawangan, Dayak Bukit Ngaju, Melayu Jawa, Bugis, Cina dan Arab Keturunan.
"Maka Pemuda harus menjadi perekat keragaman itu," paparnya.
Kegiatan Seminar tersebut disambut cukup menarik bagi peserta di mana narasumber memberikan spirit bagi pemuda di Bumi Lambung Mangkurat, sebutan Kalimantan Selatan.
Di mana paparan Anggota DPRD Kalsel Zulfa Asma Vikra SH MH, itu mengangkat tema menggali Roh Pemuda sebagai spirit NKRI, Tokoh Muda Kalsel KaProdi PIAUD Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Muhammad Abdan Syakura menjelaskan tentang peran pemuda dalam dunia pendidikan.
Sementara Wabendum Kahmi Kalsel yang juga Dosen Uniska Banjarmasin, Nurul Indah Qariati SKM M.Kes mengangkat tema perempuan agen perdamaian dan Ketua Badko HMI Kalselteng Abdul Halim. Memaparkan tentang pemuda dalam merawat kebhinekaan di Banua.[andra]