I WAYAN Alit Artha Wiguna Putra asli Bali kelahiran Tabanan 62 tahun lalu, menyambut kedatangan rombongan Widyaiswara, pengurus Divisi IA BBPP Binuang, dan Perwakilan P4S asal Kalimantan Selatan untuk melakukan studi banding di PT. Cau Chocolate yang berdiri sejak 2014.
Minggu 19 Desember 2021, di Aula seluas kurang lebih 40m2 Widyaiswara, Petugas Divisi IA BBPP Binuang dan Perwakilan P4S Asal Kalimantan Selatan melakukan pembelajaran mengenai konsep bisnis yang ada di PT. Cau Chocolate.
Bli (panggilan untuk saudara Laki-Laki di Bali) Alit memaparkan konsep bisnis dan alur proses pembuatan coklat dari awal hingga akhir.
Dalam paparannya Bli Alit menjelaskan, untuk menghasilkan coklat yang berkualitas harus dilakukan secara benar di setiap proses tahapannya. Jika ada yang salah, maka coklat yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang kurang berkualitas dan khas aroma coklat yang buruk.
”Proses awal dimulai dengan memilih raw cocoa bean yang baik, raw cocoa bean diperoleh dari petani yang kami dampingi, ini kami seleksi dengan memilah biji yang baik dan biji yang jelek tidak standar kualitas. Setelah itu kami lakukan proses selanjutnya yakni bean roasting," terangnya.
Bean roasting sendiri ialah menyangrai biji kakao untuk mengurangi kadar air, mengeringkan kakao, dan mengeluarkan cita rasa khas coklat, setelah di roasting maka dilakukan pendinginan atau Bean Cooler.
Selanjutnya dilakukan winnowing, yaitu menampi atau memisahkan biji dengan kulitnya sehingga kulit kering biji dari winnowing tadi terpisah mengasilkan 2 produk yakni biji kering dan kulit kering biji. Kulit kering biji dapat dimanfaatkan oleh industi kecantikan dengan kegunaan untuk bahan scrub kosmetik.
Selanjutnya tahapan lainnya, yakni grinding stone dan preasure untuk memisahkan antara coklat dengan butter coklat, pada tahap ini akan menghasilkan 2 produk yakni coklat putih (butter) dan dark chocolate.
Proses panjang lainnya setelah ini diolah sesuai hasil akhir dari masing-masing produk, misalkan dark chocolate akan diolah menjadi Coklat Bar/batangan, coklat bubuk, atau lainnya.
Sementara itu, coklat putih yang memiliki harga lebih mahal dibandingkan dark chocolate akan diolah menjadi butter atau coklat bar sesuai permintaan pasar.
“Saat ini Cau Chocolates rata-rata mengolah biji kakao sekitar 400 kilogram per hari untuk menghasilkan berbagai produk olahan, dengan berbagai merek dagang seperti Cocoa Bean Roasted, Cocoa NIBs, Sweet Cocoa NIBS, Cocoa Powder, Cocoa Butter," jelasnya.
Juga berbagai varian dark cokelat seperti Dark Chocolate 60 peresen, 70 persen, 80 persen, 100 persen,drinking chocolate, Milk Chocolate, Dark Chocolate vegan series, Candy, multipack, chocolate character, Chocolate Destinasi, Chocolate Love Bali dan lain sebagainya.
"Selain itu, Cau Chocolates juga memiliki restaurant dengan menu unggulan Raw Bean Chocolate Ice Cream dan original hot chocolate di berbagai gerai di Bali," pungkasnya.[adv]
Tags
bbpp