PULANG PISAU - Warga Desa Sei Hambawang, Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengharapkan pembangunan jaringan listrik PlN, internet dan infrastruktur jalan.
Sebab, saat ini khusus untuk jaringan listrik warga masih mengandalkan penerangan dari mesin genset yang hidupnya tidak sampai 1x24 jam.
Itu disampaikan Kepala Desa (Kades) Sei Hambawang, H Ising melalui Sekdesnya, Rapani kepada awak media ini, Minggu (30/1/2022) via WhatsApp.
"Untuk penerangan, kami bersama warga masih menggunakan mesin genset yang kita bangun melalui dana desa, karena disini sudah sejak lama belum masuk listrik PLN," katanya
Diungkapkan Pani sapaan akrab Sekdes Hambawang, saat ini selain jaringan listrik PLN. Warga juga berkeinginan adanya pembangunan tower jaringan internet, agar mempermudah komunikasi masyarakat.
"Infrastruktur jalan juga menjadi harapan warga, karena akses jalan poros desa menuju perusahaan atau menuju ke kecamatan dan kabupaten saat ini dalam kondisi rusak, apalagi saat musim penghujan seperti, paling tidak ada pengerasan supaya jalan tidak licin dan berlumpur," tutur Pani membeberkan.
Ia menambahkan, dari ketiga harapan yang menjadi usulan prioritas warga Sei Hambawang tersebut tentu apabila direalisasikan akan mempermudah segala aktivitas warga desa setempat.
"Harapan ini sudah diusulkan melalui musrenbangdes beberapa waktu lalu, tepatnya pada hari Selasa 25 Januari 2022 tadi. Semoga saja, harapan ini dapat diwujudkan Pemkab setempat melalui dinas-dinas terkaitnya," pungkasnya.
"Usulan dan harapan ini juga sama dengan desa-desa terpencil lainnya," lagi tambah Pani.
Sementara perlu diketahui, Sei Hambawang sendiri adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Di mana, desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Sebangau Kuala itu, terletak tidak jauh dari muara laut. Hingga desa tersebut dijuluki salah satu kampung kampung pesisir.
Di sana, dihuni kurang lebih ratusan kepala keluarga (KK), dengan mayoritas matapencaharian masyarakat sebagai nelayan dan bertani. Jarak tempuh menuju desa pesisir tersebut pun membutuhkan waktu berjam-jam dengan akses jalan cukup ekstrim.[manan]
