SOLO - Tim sepakbola PWI Kalimantan Selatan tak bisa menutupi kekecewaan, setelah turun di dua laga penyisihan grup turnamen antar wartawan se-Indonesia yang dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah.
Penyebabnya bukan karena permainan yang buruk dari Beben Mentaya cs, namun lebih kepada dugaan ketidakjujuran peserta turnamen.
Saat tanding dengan PWI Jawa Tengah, Senin (14/2/2022), tim PWI Kalsel sempat melakukan protes saat jeda pertandingan. Salah satu pemain Jateng diduga kuat bukanlah wartawan, tapi sisipan dari luar.
Manajer Tim PWI Kalsel, Bambang Santoso bahkan langsung melakukan protes kepada panitia.
Ia meminta si pemain yang dimaksud menunjukkan kartu PWI atau kartu Biru sebagai keabsahan anggota PWI. Tim PWI Jateng tampak kocar-kacir mencari berkas pemain, hingga pertandingan babak kedua ditunda beberapa menit.
Setelah diminta, tim PWI Jateng hanya bisa menunjukkan kartu pers atau kartu yang dikeluarkan media tanpa bisa menunjukkan kartu PWI.
"Turnamen ini kan digelar PWI, harusnya sebagai syarat ya kartu PWI, sehingga tak ada pemain sisipan. Mereka tidak bisa menunjukkan kartu PWI," tandas Bambang.
Menurutnya, setelah dikroscek ke panitia, ternyata panitia tidak mewajibkan kartu PWI cukup kartu pers.
"Kalau hanya kartu pers, kami pun seandainya mau curang menyisipkan pemain-pemain profesional, tapi kami lebih memilih tertib menghargai PWI yang menjadi pelaksana sehingga pemain yang dibawa ke Solo semuanya yang berkartu PWI," paparnya.
Menurut Sekretaris PWI Kalsel, Yusni Hardi, sejatinya panitia bisa lebih teliti terkait keabsahan pemain. Terlebih ajang kali ini merupakan pemanasan sebelum Pekan Olahraga Wartawan (Porwanas) 2022 di Jawa Timur.
"Seharusnya panitia mewajibkan pemain harus punya kartu biru bahkan kartu uji kompetensi wartawan (UKW) sebagaimana syarat di Porwanas, sehingga yang main pun benar-benar wartawan bukan sisipan," katanya.
Dikatakannya, jika hanya mengandalkan kartu pers maka media tertentu bisa dengan mudah mencetak kartu pers untuk menjadi si pemain sebagai wartawan.
"Inti dari kegiatan ini kan untuk silaturahmi antar wartawan, tapi sangat disayangkan jika menyisipkan pemain profesional hanya untuk mengejar prestasi," jelasnya.
PWI Kalsel, lanjutnya, sejak awal komitmen hanya menyertakan wartawan asli, sehingga beberapa pemain sudah terbilang berusia tua.
"Kami menghindari kecurangan hanya untuk mengejar prestasi. Intinya kami kecewa dengan turnamen kali ini, karena terdapat pemain yang kuat diduga sisipan justru bisa bermain," tegasnya.
Langkah tim sepakbola PWI Kalsel sendiri dipastikan terhenti di babak penyisihan grup, setelah mengalami 2 kekalahan, yakni menghadapi PWI Jogjakarta dan PWI Jawa Tengah.[santoso]