KABID Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Pulang Pisau, dr Pande Putu Gina.| foto : manan
PULANG PISAU - Beberapa pekan terakhir ini, kasus positif Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di wilayah Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng), kembali terjadi.
Tercatat, sebanyak 6 orang warga Pulang Pisau terpapar dan dinyatakan positif Covid-19.
Itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Pulang Pisau, dr Pande Putu Gina, saat dikonfirmasi awak media, Senin (7/2/2022) di ruang kerjanya.
"Iya, benar saat ini ada 6 warga di wilayah Pulang Pisau yang positif Covid-19. Ada yang dirawat di RSUD kita, dan ada yang dirawat di RS Doris Sylvanus Palangka Raya," ujar dr Pande secara umum menyampaikan.
Menurutnya atas kasus tersebut pihaknya mengimbau, agar masyarakat tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) serta mengikuti tahapan program vaksinasi Covid-19.
"Kita masih belum bisa memastikan kalau 6 orang warga positif itu varian baru (Omicron), karena yang terpapar rata-rata tanpa gejala dan semua pasien positif sampel swabnya dikirim dari RS Doris Sylvanus ke Jakrta untuk dilakukan pengecekan jenis variannya," ujar dr Pande.
Dia menambahkan, tercatat Senin (7/2/2022) ini, kontak erat 39 (+13)
Suspek 2 (tetap), Probable 0 (tetap), Pasien positif 1168 (+2), Sembuh 1090 (tetap), Dirawat 8 (+2), Meninggal 70 (tetap).
Sebelumnya, dari Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Senin (7/2/2022). Secara virtual Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menghadiri pertemuan bersama Gubernur serta Bupati/Walikota se-Indonesia.
Pertemuan tersebut dalam rangka mendengarkan langsung arahan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) tentang penanganan Pandemi Covid-19.
Dalam arahannya, Presiden RI menyampaikan pandemi belum sepenuhnya berakhir. Meskipun di Tahun 2020-2021 bisa melewati gelombang demi gelombang termasuk gelombang yang terakhir, yakni gelombang varian Delta.
Tetapi, lanjut Presiden, memasuki Tahun 2022, Negara Indonesia menghadapi tantangan varian Omicron yang penularannya lebih cepat, yakni 4 kali lebih cepat dari varian Delta.
Dari itu, Jokowi menekankan agar lapisan masyarakat dibelahan bumi pertiwi ini untuk berhati-hati menghadapi kenaikan kasus omicron.
"Semua harus siap, manajemen detail harus disiapkan, jangan sampai omicronnya datang, rumah sakit belum siap, oksigen belum disiapkan, obat-obatan belum disiapkan, ISO Tank belum disiapkan, saya kira yang belum agar segera menyiapkan diri menghadapi gelombang omicron yang akan masuk," imbuhnya.
Perlu diketahui juga, untuk karakter pasien yang dirawat di Rumah Sakil untuk secara Nasional, 66% bergejala ringan dan tanpa gejala, 93% tanpa pengorbit dan 7% dengan komorbid.
"Oleh sebab itu, yang ringan sama yang tanpa gejala prioritaskan yang untuk isoman dan Rumah Sakit hanya diperuntukan yang sedang sama yang berat dan kritis. Manajemen ini harus kita siapkan. Tidak semuanya masuk Rumah Sakit," imbuhnya.
Sementara itu, karakter vasien yang meninggal pada kasus omicron, yakni 69% belum vaksin lengkap artinya vaksin menjadi kunci bagi penanganan varian omicron untuk menekan angka kematian.
"Percepatan vaksinasi, capaian vaksinasi sangat menentukan. Ini agar Bupati/ Walikota dan Gubernur melihat Kota dan Kabupaten mana yang masih dibawah 70%. Saya minta Panglima TNI, Kapolri, Kabin, BKKBN dan seluruh jajarannya Pangdam, Kapolda, Kapolres, Dandim, Danrem, semuanya melihat angka-angka ini agar dipercepat vaksinasinya utamanya untuk lansia. Yang diluar Jawa-Bali juga agar dilihat terutama untuk dosis 2 dan dosis 2 untuk lansia agar dipercepat," ajaknya.
Kemudian Presiden mengimbau Gubernur, Bupati/Walikota untuk meningkatkan lagi protokol kesehatan.
Presiden meminta agar Gubernur, Bupati/ Walikota se-Indonesia mempercepat vaksinasi serta agar Satgas Covid-19 kembali menekankan pentingnya protokol kesehatan utamanya masker.[manan]