RAPAT Koordinasi Percepatan Program Pengembangan Kawasan Tambak Udang/Shrimp Estate.| foto : mmc kalteng
PALANGKA RAYA - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran dalam masa pandemi Covid-19 terus mencari dan membuat terobosan-terobosan pemulihan ekonomi di Provinsi itu.
Salah satunya, Gubenrur meminta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan merealisasikan pembangunan kawasan budidaya tambak udang atau shrimp estate di Kabupaten Sukamara.
Menindak lanjuti arahan Gubernur tersebut, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalteng, Leonard S Ampung memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Program Pengembangan Kawasan Tambak Udang/Shrimp Estate Kalteng yang berlangsung di Ruang Rapat Bajakah, Kantor Gubernur setempat, Selasa (8/2/2022).
Rakor itu juga dihadiri oleh Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalteng terkait serta Manager PLN UP3 Palangka Raya, Erwin Gunawan.
Leonard saat membacakan amanat tertulis Pj Sekda Provinsi Kalteng H Nuryakin menyampaikan, sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan melalui Detail Enginering Design (DED) luas keseluruhan kawasan tambak udang vaname/shrimp estate adalah 40,17 hektare, dibagi dalam 5 cluster yang dilengkapi dengan fasilitas perkantoran, mess karyawan, gudang, laboratorium penyakit, dan lainnya.
Pembangunan tersebut diperkirakan menelan biaya sebesar Rp85.048.016.000.
"Bapak Gubernur Kalteng memberi arahan mengingat keterbatasan anggaran PAD dan masih dalam kondisi pandemi yang belum selesai meminta untuk dilakukan pembangunan kawasan tambak udang vaname/shrimp estate dilaksanakan secara bertahap, pada tahap pertama adalah pembangunan 1 kluster," ungkapnya.
Diuraikan, pada Tahun 2022 untuk pelaksanaan pembangunan tahap 1 kluster tersedia anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang sebesar Rp14 Miliar yang akan digunakan untuk pembangunan jalan lingkungan kawasan tambak udang sekitar Rp7 Miliar dan kegiatan land clearing dan bangunan pendukung lainnya sebesar Rp7 Miliar.
Sedangkan, lanjutnya, untuk kegiatan pembangunan tambak tahap pertama 1 kluster yang belum tersedia anggarannya adalah, pekerjaan konstruksi tambak sebesar Rp16.830.598.000, dan biaya operasional budidaya sebesar Rp3.382.159.000.
Kemudian, pembangunan jaringan listrik saluran utama tegangan menengah (SUTM) sepanjang 4 Km sebesar Rp2.413.341.424, dan jaringan listrik dalam kawasan tambak sebesar Rp2.400.406.000.
"Kita berharap bantuan dari Bank Kalteng dan PT PLN bisa memberikan solusi pendanaannya," tukasnya.[kenedy/adv]