BANJARBARU - Kementerian Pertanian meningkatkan pengetahuan dan kualitas petani milenial. Di antaranya melibatkan dunia industri. Petani milenial diajak mengenal pertanian integrasi sawit–sapi.
Pertanian ini merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara tanaman sawit dan ternak sapi untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan, peningkatan pendapatan, dan menjaga kualitas lingkungan.
Integrasi sawit–sapi bukan berarti melepaskan sapi begitu saja di kebun sawit, tetapi memanfaatkan kotoran sapi yang dipelihara secara koloni sebagai pupuk tanaman sawit dan feed back-nya berupa pakan sapi yang diolah dari limbah sawit. Dengan integrasi ini, biaya yang dikeluarkan petani untuk pemupukan dapat diminimalisir.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) jika integrasi mampu mengisi 20 persen dari lahan sawit yang ada, maka masalah daging sapi bisa ditekan, bahkan diselesaikan.
Ia menyebut dalam waktu dekat, Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan koordinasi lanjutan dengan para pimpinan daerah, untuk dijadikan advisor dalam mensukseskan program integrasi sawit-sapi ini.
“Membangun pertanian khususnya mewujudkan swasembada daging sapi adalah tanggung jawab berabagai pihak. Misalnya, gubernur, bupati dan semua pemerintah daerah serta para pelaku usaha, sehingga semuanya harus bersinergi,” kata Mentan SYL.
“Oleh karena itu, diplomasi pertanian sangat penting dengan eksternal kementan. Koordinasi dengan swasta, pemerintah daerah dan stakeholder lain sangat penting. Untuk kepetingan rakyat harus bisa bekerjasama dan berkoordinasi di lapangan,” lanjut Mentan SYL.
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru melakukan kerjasama dalam bentuk pemagangan dalam negeri bersertifikat bersama PT. Simbiosis Karya Agroindustri beberapa waktu lalu.
Menurut Project Manager (PM) Program Youth Enterpreneurship Support Service (YESS) PPIU Kalsel, Angga TAP pemilihan PT. Simbiosis Karya Agroindustri ini salah satunya karena PT. Simbiosis Karya Agroindustri telah menerapkan Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA). Selain itu, kedua belah pihak sebelumnya telah bekerjasama pada kegiatan serupa pada tahun 2021 lalu.
Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso menyampaikan, pihaknya secara aktif akan mengawal kegiatan ini guna mendorong para pemuda desa untuk menjadi job seeker maupun job creator di bidang pertanian.
Sebelumnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, berbagai kerjasama yang dilakukan harus mampu menghasilkan output yang sangat luar biasa di sektor pertanian khususnya peningkatan kualitas SDM Pertanian.
“Kementan melalui BPPSDMP akan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi pertanian. Kita akan ‘menikahkan’ dunia usaha/dunia industri (DUDI) dengan Pendidikan Vokasi di lingkup Kementan,” ujar Dedi.
Rencananya, pemagangan ini akan berlangsung selama 3 bulan, sejak April 2022 mendatang.[]
Penulis : Tim Humas SMK-PPN Banjarbaru
Tags
smkpp