PALANGKA RAYA - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtkultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Riza Rahmadi menyebut bahwa pengembangan food estate melalui kegiatan intensifikasi lahan memiliki fokus pada peningkatan produktivitas lahan, indeks pertanaman dan produktivitas hasil.
Dengan dasar pelaksanaan kegiatan pada lahan petani, maka petani menjadi subjek dari pembangunan atau pengembangan food estate Kalteng, dan tentu saja menjadi pihak yang mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut.
"Petani adalah subjek bukan objek, petani lah yang mendapatkan manfaat besar dari program food estate ini. Karena memang itu konsep bapak Gubernur H Sugianto Sabran sedari awal, mulai melangkah dari peningkatan kesejahteraan petani, dengan kesejahteraan yang meningkat akan mampu menumbuhkan produktivitas yang tinggi, dan pada akhirnya program ini akan berkontribusi menyejahterakan rakyat Kalimantan Tengah," tuturnya, Senin (14/3/2022).
Lanjut diuraikan, program food estate ini juga diarahkan pada kegiatan multi-komoditas di lahan petani dengan tujuan untuk menghasilkan ragam produk pertanian selain padi, yang tentunya akan lebih mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian serta meningkatkan pendapatan petani dari penjualan produk-produk tersebut.
Multi komoditas yang telah dikembangkan meliputi budidaya tanaman hortikultura (buah dan sayuran, red) seluas lebih dari 450 hektar, ternak itik sebanyak 55 ribu ekor, dan kelapa genjah lebih dari 140 ribu batang pohon.
Hasil dari peternakan itik yang diusahakan kelompok sebanyak 500 ekor mampu menghasilkan telur itik rata-rata perbulan sebanyak 8.573 butir telur, yang dijual oleh petani dalam bentuk telur segar dan telur asin.
Maka dengan semakin produktifnya lahan, meningkatnya produksi padi secara gradual dan pula dihasilkan produk pertanian multi komoditas, maka hasil program food estate di Kalteng semakin nyata untuk kesejahteraan petani dan menunjang peningkatan ketahanan pangan wilayah yang tentu saja ini juga akan menciptakan kedaulatan pangan nasional.[kenedy/adv]