PALANGKA RAYA - Antusiasme masyarakat lokal hingga mancanegara yang menonton gelaran Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) tahun 2022 cukup bagus. Karena, selama dua tahun terakhir ini gelaran FBIM sempat vakum akibat pandemi Covid-19.
Salah satu cabang olahraga yang dilombakan di FBIM 2022 adalah "Sepak Sawut", yang mana lomba tersebut sangat menyita perhatian para penonton yang menyaksikan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Hj Adiah Chandra menuturkan, peserta lomba sepak sawut itu ada empat kontingen yang berlaga di halaman UPT Taman Budaya Kalteng, (18/5/2022) malam, diantaranya Kabupaten Barito Timur, Sukamara, Kabupaten Kapuas dan Kota Palangka Raya.
"Kalau untuk sepak sawut sendiri promosinya sangat bagus, sehingga warga lokal untuk menonton lomba inipun cukup tinggi. Selain warga lokal, juga terlihat beberapa wisatawan turut menyaksikan," ucapnya disela perlombaan.
Perempuan berhijab bergelar Hajjah (Hj) itu menyampaikan, menurut pengakuan para wisatawan asing tersebut bahwa mereka khusus datang ke Provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai tersebut untuk melihat FBIM, salah satunya yang mereka kagumi adalah sepak sawut.
Diuraikannya, lomba sepak sawut ini dilakukan secara berkelompok, dimana tiap kelompok berjumlah lima orang peserta, yang dalam satu kali permainan dilakukan selama 2X10 menit.
Sepak sawut atau sepak bola api, lanjutnya, merupakan salah satu adat masyarakat suku Dayak yang dahulunya digunakan sebagai ritual adanya kematian.
Tradisi tersebut, tambahnya, dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat dengan cara menjadikan bola api sebagai alat untuk menakut-nakuti roh jahat.
"Sepak sawut menggunakan kelapa kering yang terlebih dahulu dipukul-pukul agar empuk, kemudian direndam di minyak tanah beberapa menit agar mampu menghasilkan api yang besar atau tinggi. Semakin tinggi api maka semakin bagus, agar roh jahat pun menjadi lebih takut," tandasnya.[kenedy]