PALANGKA
RAYA - Ada
beberapa identifikasi penyebab resiko stunting di Kota Palangka Raya,
diantaranya kemiskinan, kurang air bersih dan sanitasi, pendidikan, dan akses
layanan kesehatan yang jauh jaraknya dari permukiman warga, perilaku hidup,
pola asuh yang kurang optimal, dan akses terhadap makanan bergizi.
Fakta ini dikatakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat
(DPPKBP3APM) Kota Palangka Raya, Sahdin Hasan, Kamis (3/11/2022).
Sementara itu, lanjut Sahdin, dalam pelaksanaan percepatan
penurunan stunting sepanjang tahun 2022, ada beberapa kendala yang dialami,
yakni koordinasi lintas sektoral antar
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Palangka Raya belum maksimal,
belum ada realisasi aksi bersama dari TPPS Kota Palangka Raya, belum lengkapnya
alat antropometri (alat timbang ukur standart) yang tersedia di posyandu.
Sehingga, ungkap Sahdin, berdasarkan kendala tahun 2022
tersebut, pada tahun 2023 nanti dilanjutkan dengan tindak lanjut penurunan
stunting Kota Palangka Raya melalui sejumlah kegiatan.
“Untuk tahun 2023 diambil beberapa langkah penurunan stunting
antara lain dengan penetapan kader pembangunan manusia, dan pendataan sasaran
prioritas keluarga beresiko stunting tingkat Kelurahan. Selanjutnya melakukan
pendataan dan pemetaan penyebab resiko stunting, penggalian usulan berdasarkan
data analisa situasi, dan melakukan Rembug Stunting tingkat Kelurahan,
Kecamatan dan Tingkat Kota,” pungkas Sahdin.[adv]