KOTABARU - Pembangunan area pendaratan atau landing untuk olahraga paralayang dan gantole yang berlokasi di Jalan Berangas Km 9 Desa Sarang Tiung, Kecamatan Pulau Laut Sigam, Kabupaten Kotabaru, masih berlangsung.
Konstruksi proyek yang menelan anggaran sekira Rp5 miliar tersebut menggunakan sistem bronjong, karena lokasinya berhadapan langsung dengan gelombang lepas atau Selat Makassar.
Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga (Disparpora) Kotabaru, Risa Ahyani, Jumat (23/12/2022) mengatakan, pembangunan landing paralayang dan gantole sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), menggunakan bronjong agar fisik bangunan tersebut tahan terhadap ombak besar.
“Lokasi pendaratan paralayang dan gantole persis berhadapan dengan Selat Laut Makassar, di mana gelombang di perairan itu cukup besar, terutama pada musim angin utara dan tenggara,” ujarnya.
Karena itulah, dia menegaskan konstruksi bangunan harus sistem bronjong, sesuai dengan perencanaan.
Menanggapi beberapa pemberitaan di media online, Ia mengharapkan agar tidak menyimpulkan sehingga tidak menimbulkan spekulasi dan dugaan negatif.
"Ayo bersama-sama dukung dan kawal pembangunan ini agar selesai sesuai target, karena akan digunakan untuk ekshibisi dan kejuaraan paralayang tingkat Nasional pada 2023,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi Wisata, Disparpora Kotabaru, Ronal mengatakan, pembangunan pendaratan area paralayang dan gantole dengan ukuran 150 meter x 100 meter atau 15.000 meter persegi ini menyerap anggaran sebesar Rp5.481.754.500.
Menurut Ronal, waktu pelaksanaan dimulai 21 Oktober 2022 sampai dengan 30 Desember 2022.
“Pembangunan menggunakan bronjong sudah sesuai, karena posisi bangunan berada di pesisir yang berhadapan langsung dengan Selat Laut Makassar,” kata Ronal.
Dia menjelaskan, bronjong salah satu konstruksi yang bisa menyerap dan tahan terhadap hantaman gelombang. Selain itu, bangunan sistem bronjong sangat fleksibel terhadap kondisi kontur di bawahnya.
“Karena di dalamnya sudah berupa urugan basecoarse dan tanah, maka yang paling memungkinkan untuk meredam tekanan dari beban geser urugan tersebut adalah bronjong. Sangat ekonomis serta cukup efisien untuk konstruksi yang kita gunakan,” pungkasnya.[zainuddin]