KANDANGAN - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus mengencarkan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang ramah lingkungan, sekaligus dapat memberikan nutrisi bagi unsur hara serta memperbaiki kesuburan tanah.
Menteri Pertanian, RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah, adalah dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan terus meningkatkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian.
“Salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dengan demikian, produksi pertanian dapat ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan,” ujar Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, dari berbagai hasil riset dan pengalaman petani, yang menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia saja, juga pupuk organik, pupuk hayati, mikroorganisme lokal dan pembenah tanah.
“Pupuk organik, hayati dan pembenah tanah petani mampu membuat sendiri, asalkan mau. Tidak ada alasan untuk tidak menyuburkan tanah di saat pupuk mahal,” ujar Dedi.
Terbaru, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku Unit Pelaksana Teknis dari BPPSDMP Kementan melakukan pengawalan dan pendampingan dalam kegiatan Sekolah Lapang (SL) yang dilaksanakan pada Kamis (9/3/2023).
Kali ini kegiatan dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Limpasu, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, dan dihadiri oleh 50 orang peserta yang tergabung dalam beberapa gapoktan.
Serta hadir juga Koordinator dan seluruh PPL BPP Limpasu dan juga Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian HST, serta Pengawal dan Pendamping SL Genta Organik dari SMK-PP Banjarbaru.
Di sekolah lapang ini peserta diajarkan pemahaman gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri.
Salah satu peserta Ruspandi dari Kelompok Tani Baru Membangun mengatakan mendapat manfaat dari mengikuti Bimtek ini.
“Saya merasa senang karena bisa tahu bagaimana cara pembuatan pupuk organic, fungisida dan pestisida nabati. Karena cukup mudah dibuat dan bahan mudah di dapat sehingga nantinya dapat mengembangkan usaha tani di kelompok tani kami," katanya.
Di kesempatan terpisah, Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso mengharapkan bahwa ouput yang paling penting dari Bimtek ini, adalah materi yang sudah diperoleh selama kegiatan berlangsung nantinya dapat diimplementasikan di poktan masing-masing.
Selain itu, diharapkan kegiatan ini semua peserta bersungguh sungguh dan semangat dalam mencari ilmu, sehingga setelah kegiatan SL ini, para peserta mempunyai keterampilan untuk membuat dan mengaplikasikan pupuk organic dan pestisida nabati secara mandiri.
Adapun materi yang didapat peserta SL dalam tiga hari pelaksanaan merupakan materi yang berkaitan dengan Genta Organik seperti materi Pupuk Organik Padat, Pupuk Organik Cair, pembuatan Pembenah Tanah dan Pestisida Nabati. Selain teori, peserta juga dibekali dengan praktik pembuatan pupuk Bokashi.[]
Penulis : Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru
Tags
smkpp