TANJUNG - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong para petani untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi dan produktivitas usaha taninya.
Langkah utama yang dapat dilakukan, dengan terus mendorong para petani menggunakan pupuk organik, Varietas Unggul Baru (VUB) dan tetap menerapkan pupuk berimbang. Salah satunya melalui Gerakan Tani Pro Organik atau yang biasa disingkat dengan Genta Organik.
Genta Organik merupakan suatu gerakan pertanian yang pro organik meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah dan pestida nabati. Gerakan ini juga sekaligus mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah maupun secara mandiri.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah, adalah dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan terus meningkatkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian.
“Salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dengan demikian, produksi pertanian dapat ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan,” ujar Syahrul.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan, peluncuran Program Genta Organik sebagai salah satu solusi untuk mengatasi mahalnya harga pupuk di lapangan.
"Ke depan, pemerintah memberikan porsi yang besar terhadap pertanian organik sekaligus memberikan keyakinan bahwa pertanian organik bisa menjadi solusi pembangunan pertanian berkelanjutan," jelas Dedi.
Guna mempercepat penyebarluasan penggunaan pupuk organik, BPPSDMP Kementan melalui Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) merancang dukungan program dimaksud dan menyiapkan kegiatan Sekolah Lapang (SL) Pertanian Organik pada 1.020 titik yang tersebar di 33 provinsi.
Terkait hal tersebut, selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah BPPSDMP Kementan, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru turut bergerak melakukan pengawalan dan pendampingan kegiatan SL Genta Organik di berbagai daerah di Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng).
Menyusul kegiatan sosialisasi dan rembug tani yang telah lebih dulu dilaksanakan, kali ini SMK-PPN Banjarbaru menggelar Farmer Field Day (FFD) pengaplikasian bahan organik di lahan laboratorium lapang (LL) di Desa Masingai I Dan II, Kecamatan Upau, Tabalong, Kalsel, pada Kamis (4/5) lalu.
FFD ini adalah suatu bentuk forum pertemuan antara para Petani, Peneliti dan Penyuluh untuk saling tukar-menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh Peneliti dan umpan balik dari Petani, mengenai bahan organik yang telah diciptakan dapat dikenal manfaat dan keunggulannya serta diaplikasikan guna mendukung penuh pelaksanaan Genta Organik.
Menurut Kepala Desa Masingai II, Mariadi, melalui gelaran SL Genta Organik ini, Kementan telah berhasil meyakinkan dan mengajak para petani. Bukan hanya untuk menggunakan pupuk organik / berimbang saja, namun juga petani mampu memproduksi pupuk organik secara mandiri. Karena menurutnya produktivitas pertanian tetap meningkat meskipun dengan menekan biaya penggunaan pupuk.
“Harapannya pengaplikasian Genta Organik ini tidak hanya dilakukan oleh para petani yang ada di desa kami (Masingai II) saja, tetapi juga dilaksakan oleh petani lain di Tabalong ini khususnya dan di Indonesia umumnya," harap Mariadi.
“Penggunaan pupuk organik atau berimbang ini mampu menghemat biaya produksi. Misalnya, untuk 15 borong kita mengeluarkan biaya sekitar 500 Ribu Rupiah. Sedangkan dengan genta organik, hanya mengahbiskan biaya 1/5 nya saja,” tandasnya.
Pada kegiatan FFD tersebut juga disampaikan hasil kegiatan selain alih teknologi yang ada pada Genta Organik juga ada produk organik yang dihasilkan oleh peserta SL Genta Organik diantaranya Pupuk Bokashi, Pupuk Organik Cair (POC), Biochar Sekam Padi, dan Pestisida Nabati.[]