TAMIANG LAYANG - Ketua Komisi II DPRD Barito Timur (Bartim) yang membidangi ekonomi dan keuangan, Wahyudinnoor meminta agar Pemerintah Daerah melalui dinas terkait mengkaji ulang rencana pendirian BUMDes Bersama di setiap Kecamatan.
"Sebaiknya pendirian BUMDes Bersama tersebut dikaji ulang dengan benar, jangan sampai ini tidak ada melalui kajian dan perencanaan yang benar dan akhirnya anggarannya tidak jelas," ucapnya, Kamis (25/5/2023).
Menurutnya, pendirian BUMDes Bersama yang merupakan hasil penggabungan modal dari desa-desa harusnya berdasarkan kearifan lokal dan pontensi yang usaha yang ada di wilayah pendirian BUMDes Bersama.
"Maksudnya adalah desa-desa tersebut dia punya kelebihan apa misalkan contoh di situ ada kelompok perikanan misalnya ya perikanan yang didorong oleh BUMDes Bersama. Jadi tidak harus semua BUMDes Bersama dalam bentuk usaha minimarket, bisa peternakan, fotocopy, pengepul karet dan lain-lain," paparnya.
Ia memberi contoh usaha yang dikelola dengan memperhatikan potensi di desa seperti BUMDes bidang peternakan ayam di Desa Ketab Kecamatan Dusun Tengah.
"Desa Ketab itu mengembangkan ayam dan sekarang sudah menghasilkan pendapatan asli desa yang sekarang bisa dimanfaatkan untuk membeli mobil untuk kepentingan masyarakat, akhirnya kan ini menjadi hal yang sangat positif yang bisa ditiru dengan memperhatikan potensi di setiap desa atau kecamatan," lanjutnya.
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa ini khawatir dengan penyeragaman jenis usaha pada BUMDes Bersama di seluruh kecamatan, ada upaya pihak-pihak tertentu untuk memonopoli sebagai pemasok barang.
"Kasihan nanti kalau tanpa keterlibatan dari masyarakat, tidak ada pengawasan dan akhirnya jadi temuan," tegasnya.
Ia ingin agar pendirian BUMDes Bersama bukan saja melibatkan modal dari setiap desa namun juga mendorong pertumbuhan ekonomi di desa dengan memberdayakan potensi ekonomi yang ada di desa.
Selain itu, singgungnya, BUMDes Bersama (BUMDes Mart) Kecamatan Dusun Timur yang didirikan dari awal 2022 dengan merombak 4 kios Pasar Tamiang Layang dan sudah pernah diisi barang jualan tapi hingga kini gagal beroperasi.
"Contohnya adalah BUMDes Mart di Tamiang Layang yang sampai saat ini tidak terlaksana dan barangnya sekarang entah ke mana. Yang menjadi permasalahan jangan sampai seperti ini juga menular desa-desa yang lain," tukasnya.[siti]