Kementan Bersama Pegadaian Bangun Ekosistem Pertanian Kuat

Kementan Bersama Pegadaian Bangun Ekosistem Pertanian Kuat

TANAH LAUT - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), sebuah lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian.

"Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan,” jelas Dedi.

Kementan terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi petani milenial, yang kali ini di lakukan oleh Unit Pelaksana Teknisnya SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) YESS Programme Kalimantan Selatan.

SMK-PP Negeri Banjarbaru kali ini mengadakan Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Business Talk Pojok Kredit dengan tema “Sinergi Membangun Ekosistem Pertanian yang Kokoh Bersama Pegadaian” yang disiarkan langsung dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (11/10/2023).

MAF ini mengundang beberapa narasumber, di antaranya Yudha Rosadi selaku Manager Non Gadai PT. Pegadaian Cabang Tanah Laut, H. Tukirin dari BDSP atau Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pelaihari, Hardiyanto selaku offtaker, Boy Mardani yang merupakan Local Champion Penerima Manfaat Program YESS.

Hadir membuka webinar, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso yang menyampaikan, pertanian merupakan salah satu bisnis yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Sudah banyak bukti petani yang yang menjadi sukses, dan mengembangkan usaha dengan pinjaman modal dari Lembaga keuangan.

“MAF edisi kali ini, digelar untuk menambah wawasan kita cara mengakses keuangan di Lembaga keuangan, salah satunya melalui Pegadaian. Sebab lembaga permodalan sangat ini sangat menyuport usaha bidang pertanian, contohnya seperti skema KUR super mikro, mikro, dan ada KUR kecil, dan ini bisa digunakan oleh petani milenial,” jelas Budi.

Di kesempatan pertama, Yudha Rosadi menyampaikan bahwa PT. Pegadaian mendukung program regenerasi petani dengan mengadakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para petani dan petani milenial. PT. Pegadaian per juni 2022 sudah di amanahi oleh pemerintah menjadi salah satu penyalur KUR dengan sistem syariah.

“PT. Pegadaian merupakan penyalur KUR dengan sistem syariah, dengan skema super mikro. Skema ini adalah entry level dari KUR yaitu kelas paling bawah, dengan platform pinjaman 1 juta sampai dengan 10 juta rupiah, dengan rate 0,14/bulannya atau 3%/tahunnya. Pegadaian juga menyediakan skema lanjutannya yaitu KUR mikro, dengan platform pinjaman sampai 50 juta, tentunya dengan syarat yang sudah ditentukan," terang Yudha.

H. Tukirin mewakili Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pelaihari menyampaikan BPP merupakan tempat informasi, penggerak Lembaga pertanian, pusat belajar, konsultasi Agribisnis Pertanian, dan jenjang kemitraan. Selain itu, adanya sumber modal dari perbankan menawarkan banyak pilihan pinjaman modal yang besar, tinggal petani milenial yang memilih yang sesuai.

“Dengan gaungnya Program YESS ini banyak anak-anak muda datang ke BPP untuk melakukan konsultasi terkait pertanian. Program Yess ini sangat membantu bagi petani milenial yang mempunyai daya semangat tinggi, yang ditunjukkan dengan munculnya local champion dari Tanah Laut," ujarnya.

Lanjut Hardiyanto selaku offtaker jagung dari Tanah Laut menyampaikan tentang usaha bisnis jagung, di mana kebutuhan jagung pakan di Tanah Laut belum terpenuhi, karena di Tanah Laut masih kekurangan lahan tanam, dan hanya bisa 2 kali tanam, dimana optimal 8 bulan. Maka kami siap membantu penerima manfaat Program YESS dan menjalin kerjasama.

Terakhir, Boy Mardani yang merupakan Local Champion dan Penerima Manfaat Program YESS berbagi ilmu sebagai petani klater bidang hortikultura. Adanya Klaster pertanian dengan komoditi yang sama membuat kita bisa saling bantu dan meringankan, karena ini saling bergotong royong, di sini kita saling rangkul untuk mencapai target pasar, terlebih akan adanya IKN di Kalimantan Timur.

Di kesempatan closing statement MAF ini, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti menyampaikan Petani milenial tidak akan bisa berdiri sendirian, dia harus link dengan sarana produksi, akses pemasaran, akses permodalan, akses lahan usaha tani. Jadi peran BDSP atau BPP sangat besar dalam proses pendampingan, dan pelatihan bagi petani milenial.[adv]

Penulis : Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru
Lebih baru Lebih lama