KOTABARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten kotabaru menggelar Focus Group Discussion tentang inflasi dan statistik harga yang diselenggarakan Ballroom Hotel Grand Surya Kotabaru, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah, H Said Akhmad MM, Rabu (1/11/2023).
FGD ini dihadiri langsung Kepala BPS Provinsi Kalsel, Yuriadi Ilmi SST, juga BPS Kota Banjarmasin, Pratiwi Agustiana SST, Kepala BPS Kotabaru, Widhi Pranowo, Kepala SKPD dan instansi terkait lingkup Pemkab Kotabaru.
Narasumber FGD juga dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kotabaru, yakni Diskoperindag Ir. H. Hardani M.Si, Yuriadi Ilmi SST dan Pratiwi Agustiana SST.
Bupati Kotabaru melalui Sekda Said menyampaikan, pada Oktober 2023 terjadi inflasi sebesar 0,49 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,57, dengan komoditas mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kotabaru antara lain beras, bayam, cabai rawit, bensin, dan udang basah.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,04 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,13 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,73 persen," ucapnya.
Kemudian untuk kelompok transportasi sebesar 0,42 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,47 persen, sehingga tingkat inflasi tahun kalender (y-to-d) sebesar 3,12 persen dan tingkat inflasi tahun
ke tahun (y-on-y) sebesar 4,12 persen.
"Perlu diketahui, dibulan september 2023 terjadi inflasi 0,34% dengan indeks harga konsumen sebesar 122,97, komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi dikotabaru antara lain angkutan udara, beras, rokok kretek filter, bensin dan kacang panjang," jelasnya.
Sekda juga menyampaikan kegiatan FGD ini diharapkan menjadi momen yang tepat untuk menyamakan presepsi di antara semua stakeholder yang ada dalam meningkatkan literasi mengenai angka inflasi dan strategi penanganan inflasi di Kabupaten Kotabaru.
"Di sini kita melihat perlu keterlibatan semua pihak, karena kondisi angka inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, sinergi semua stakeholder merupakan kunci utama dan juga menjadi inflasi sebagai isu prioritas yang harus di tangani dan dikendalikan secara bersama-sama," katanya.
Dengan FGD dan materi dari beberapa narasumber hari ini, secara tidak langsung juga merupakan bentuk komunikasi publik kita agar masyarakat tidak panik dan tetap tenang di tengah inflasi yang tidak stabil.
"Kepada TPID, agar selalu aktif dan konsisten dalam melaksanakan fungsi pengawasan, serta mengintensifkan jaring pengaman sosial," pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala BPS Kotabaru, Widhi Pranowo juga berharap kepada semua unsur Pemerintah harus selalu serius dan kompak melaksanakan strategi penanganan inflasi, dan hasilnya bisa dinikmati masyarakat agar daya beli mampu menjangkau harga di pasaran.
"Kami berharap kepada semua unsur harus selalu serius dan kompak melaksanakan strategi penanganan inflasi, dan hasilnya bisa dinikmati masyarakat agar daya beli mampu menjangkau harga di pasaran," tutupnya.[zainuddin]