Ketua PUSPA Kalteng: Percepatan Penurunan Stunting Diperlukan Komitmen Bersama

Ketua PUSPA Kalteng: Percepatan Penurunan Stunting Diperlukan Komitmen Bersama

PULANG PISAU - Ketua Forum Puspa Provinsi Kalteng Hj Nunu Andriani melalui Ketua III Forum Puspa Lily Hadianie resmi membuka Sosialisasi Cegah Stunting melalui Pola Asuh Ibu dan Anak dan Sosialisasi Stop Bullying pada Anak, Rabu (20/12/2023) di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) daerah setempat.

Kegiatan dihadiri ratusan peserta terdiri dari 100 orang pelajar tingkat SMP dan MTs, 20 orang perwakilan OPD, 10 orang dari desa/kelurahan berisiko Stunting, 40 orang perwakilan organisasi PUSPA dan ditambah 10 orang panitia serta 2 orang narasumber.

"Pencegahan stunting ini memerlukan komitmen yang kuat dari kita semua. Artinya seluruh pihak harus berkolaborasi dengan keterlibatan pemerintah daerah, desa/kelurahan, akademis, media, swasta, LSM dan mitra kerja lainnya," kata Lily.

Ia menjelaskan, Stunting adalah kondisi dimana gagal tumbuh kembangnya pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Penyebab stunting sendiri antara lain, kata Lily, akibat kurangnya asupan gizi dan status kesehatan yang meliputi ketahanan pangan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan, dan lingkungan pemukiman, selain itu juga dipengaruhi oleh pola asuh.  

Persoalan stunting, lanjutnya, bukan hanya menjadi persoalan di masa sekarang saja, melainkan menyangkut masa depan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.


"Bagaimana kita bisa mencapai Visi Indonesia Emas Tahun 2045 mendatang kalau modal dasarnya anak-anak bangsa ini mengalami stunting, sehingga terganggu perkembangan kognitif dan kesehatannya," ujar Lily.

Oleh karena itu, sebutnya, Forum Puspa Provinsi bersama Forum Puspa Kabupaten Pulang Pisau yang difasilitasi DP3AP2KB daerah setempat melaksanakan kegiatan dengan harapan melalui kegiatan ini merupakan dari salah satu upaya dalam menurunkan Stunting. 

"Berdasarkan Arahan Presiden RI ada 5 program Prioritas Perempuan dan anak, yakni peningkatkan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatkan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak, dan pencegahan perkawinan anak," ungkapnya. 

Pada kesempatan itu, lanjut Lily, selain sosialisasi penurunan stunting juga turut mensosialisasikan tentang 'Stop Bullying' atau perundungan terhadap anak. 

Bullying sendiri adalah tindakan yang merugikan dan tidak dapat diterima dengan menyebabkan penderitaan fisik dan emosional pada seseorang. 

Hal Bullying ini merupakan masalah yang mempengaruhi dan terjadi pada seseorang, baik sebagai korban, pelaku, atau saksi, dan bersama-sama. Dimana dalam kasus ini juga harus harus berkomitmen untuk mengakhirinya, pendidikan juga mempunyai peran penting dalam mengatasi perundungan. 

Untuk perundungan semua orang memiliki peran penting dalam mewujudkan dunia tanpa perundungan ini adalah tanggung jawab kita sebagai individu dan sebagai masyarakat. Jadi mari kita bersatu dan berkomitmen untuk ”Stop Bullying”. 


"Peran sekolah dan komunitas harus memiliki program yang mendidik tentang dampak perundungan dan memberikan keterampilan sosial yang diperlukan untuk mengatasi konflik dengan cara yang sehat," pintanya.

Senada, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Pulang Pisau, dr Bawa Budi Raharja berharap dalam rangka pencegahan Stunting ini, agar seluruh pihak selalu berkomitmen, mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten hingga desa/kelurahan.

"Terkhusus untuk desa/kelurahan harus menganggarkan dana melalui ADD untuk kepentingan penurunan stunting di daerah kita, seperti pemberitaan tambahan makanan (PMT),  pemberian transport untuk pendampingan keluarga," kata dr Bawa.

"Terlaksananya kegiatan ini kami dari DP3AP2KB
Pulpis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Pemkab Pulang, dan pihak terkait lainnya, karena ini merupakan tanggung jawab kita bersama," pungkasnya.[manan]
Lebih baru Lebih lama