PULANG PISAU - Pj Bupati Pulang Pisau Hj Nunu Andriani menyebut peran aktif desa sangat diharapkan dalam rangka penanganan dan pencegahan kasus Stunting di kabupaten berjuluk Bumi Handep Hapakat ini.
Oleh karena itu, masing-masing desa diimbau untuk selalu memantau keaktifan posyandu. Sebab, kunci penurunan stunting adalah mengaktifkan posyandu.
Itu disampaikan langsung Pj Bupati Pulang Pisau Sabtu (30/12/2023), kepada awak media disela kunjungannya ke Posyandu Mawar Desa Gohong, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Selain dinas teknis (Dinas Kesehatan), pihak kecamatan melalui desa sangat diharapkan dalam pengamanan Stunting. Dari ADD dapat dialokasikan insentif bagi para kader posyandu dan operasionalnya," kata Nunu sapaan akrab Pj Bupati Pulang Pisau.
Ia menjelaskan, dari data yang ada saat ini posyandu yang tersebar di 8 kecamatan di wilayah Kabupaten Pulang Pisau ada 286, namun dari data puskesmas yang membawahi wilayah diungkapkan posyandu yang aktif sebanyak 169.
Dari 169 posyandu itu, beber Nunu, Dinas Kesehatan Pulang Pisau sendiri saat ini sudah memberikan alat penimbang dan pengukur digital berskala standar yang diperuntukan untuk mengukur berat badan dan tinggi bada bagi bayi dan balita ke posyandu-posyandu yang ada.
"Kami bersyukur untuk penyaluran bantuan alat ukur dan timbangan badan semuanya sudah didapati. Jujur sebelumnnya masih banyak posyandu yang masih mengunakan alat ukur manual dan alat timbangan yang masih menggunakan kain yang tentunya dapat pastinya itu tidak memenuhi kualitas standarisasi alias tidak akurat," ujarnya.
Nunu menambahkan, terkait keaktifan posyandu tentu ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi, seperti memiliki 5 kader di 1 posyandu, memberikan pelayanan minimal 10 kali dalam 1 tahun, memiliki 5 jenis layanan yang meliputi layanan Ibu, Anak, KB, imunisasi dan lansia.
"Secara global angka stunting di daerah kita berdasarkan data BPS sebanyak 19, 86 persen tapi dari data setiap kecamatan ada di angka 18,33 persen, dalam 3 bukan terakhir ada penurunan," sebutnya.
Saat diwawancarai, terkait target penurutan Stunting, Nunu yang didampingi Kadis Kesehatan Pulang Pisau dr Pande Putu Gina, Direktur BLUD, dan sejumlah pejabat lainnya mengatakan, akan ditargetkan di tahun 2024. Sebab, masih kata Nunu, untuk standar nasional target penurunan stunting diangka 14 persen.
"Kita optimis masyarakat kita ke depan tidak ada status Stunting karena upaya pencegahan bagian utama daripada pemenangannya. Saat ini juga Pemkab Pulpis bukan hanya mengenai anak yang beresiko stunting saja, tetapi yang terpenting kita melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi dan edukasi yang dilakukan kepada anak remaja, calon pengantin ibu hamil, dan kepada ibu melahirkan menyampaikan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan bagi bayi sampai bayi tersebut berusia diatas 2 tahun," tuturnya.
Kemudian lagi, pihaknya berharap kepada seluruh posyandu desa, khususnya posyandu desa Gohong tidak hanya melakukan imunisasi saja, namun terus galakkan dan memberi pemahaman tentang hal lainnya.
"Di tahun 2024 nanti kita juga akan mendapatkan puskesmas percontohan layanan posyandu terintegrasi, jadi ke depan akan ada lansia, remaja, usia produktif, agar mendapat perhatian serius dalam kesehatannya," pungkasnya.
Sementara perlu diketahui, penurunan stunting ini menjadi program prioritas Pemerintah Kabupaten pulang Pisau di tahun 2024, seperti yang ditargetkan pemerintah pusat dalam menurunkan stunting 14 persen pada tahun 2024 yang dituangkan dalam peraturan presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.[manan]
Tags
kabar kalteng