BANJARBARU - Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi.
Program yang dicanangkan oleh Menteri Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.
"Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan, tentunya program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, dan petani muda," sebut Amran.
Oleh karena itu, Kementan melalui peran BPPSDMP, terus mengupayakan berbagai usaha, demi mensukseskan optimalisasi lahan rawa. Selain itu Dedi menjelaskan krisis pangan ini menyebabkan hukum ekonomi berlaku, dimana permintaan pangan tinggi sedangkan stok sedikit.
Demi menyukseskan hal di atas, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, kali ini melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Kalimantan Selatan, untuk melakukan koordinasi dalam "Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi dan Jagung di Kalimantan Selatan".
Bertempat di SMK-PP Negeri Banjarbaru, Rabu (6/3/2024), kegiatan ini diawali pertemuan dengan perwakilan dari beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di Kalimantan Selatan, diantaranya BBPP Binuang, BSIP Kalsel, BSIP Lahan Rawa Kalsel, dan SMKPP Negeri Banjarbaru.
Di kesempatan ini, Kepala BPPSDMP mengajak pemangku kepentingan dan pelaku di sektor pertanian untuk mengatasi krisis pangan global melalui optimalisasi lahan pertanian yaitu pemanfaatan lahan rawa.
Sebab, di kesempatan ini Dedi Nursyamsi menyerukan untuk bahu membahu mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini, karena adanya konflik dan elnino ya g terjadi sejak Februari 2023.
“Gara-gara El Nino ini stok beras turun signifikan, padahal di tahun-tahun dulu kita bisa menghasilkan 32,5 Juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan semakin meningkat, hampir 4 juta tiap tahunnya," terangnya.
Ditambahkan Dedi, “Krisis pangan global adalah dari konflik, proyektil, dan adanya perang Rusia – Ukrania, dampak sangat luar biasa. Dampak ini luar biasa, menyebabkan pasokan pangan di dunia itu turun. Sementara mulut yang harus dimakanin terus bertambah," tambahnya.
Dedi menjelaskan bahwa Kementan kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi. Ini adalah upaya khusus dalam meningkatkan produksi padi dan jagung, sesuai arahan dari Menteri Pertanian untuk mengantisipasi darurat pangan.
Salah satu strategi yang diungkap adalah peningkatan luas tanam pada lahan baku sawah yang sudah ada, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi padi dan jagung di wilayah tersebut.
Selain itu, gerakan pompaisasi juga menjadi fokus utama dalam strategi peningkatan produksi. Ini mencakup penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga meningkatkan hasil panen dan produktivitas.
Optimalisasi lahan juga diperhatikan, di mana upaya akan dilakukan untuk memanfaatkan lahan secara maksimal, termasuk tumpang sari lahan perkebunan. Dengan memanfaatkan lahan yang ada secara lebih efisien, diharapkan dapat meningkatkan produksi padi dan jagung tanpa perlu merusak lahan baru.]adv]
Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru