PELAIHARI - Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan upaya peningkatan produksi pertanian dan mengembalikan swasembada pangan. Mentan Amran Sulaiman melalui jajarannya terus berupaya meningkatkan produksi nasional untuk komoditas beras dan jagung, akibat adanya el nino.
Menurut Mentan, el nino tahun ini telah menurunkan produksi nasional karena sebagian sentra mengalami gagal panen. Dia khawatir jika masalah pangan tidak teratasi dengan baik maka ke depan akan berujung pada konflik sosial bahkan gangguan kemanan di seluruh negeri.
"Ingat Pak, kalau krisis pagan terjadi maka pemerintah bisa kacau balau. Konflik sosial terjadi dan berujung pada gangguan kemanan. Makanya pidato Bung Karno dulu dikatakan bahwa pangan adalah mati hidupnya sebuah bangsa. Ini saatnya kita menyatu dan gandengan tangan," katanya.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, sektor pertanian merupakan sektor paling penting saat ini dan masa depan. Krisis pangan terus jadi tantangan bahkan ancaman, karena adanya perubahan iklim dan ketidakpastian kondisi sosial, ekonomi dan politik.
“Salah satunya goncangan ekonomi yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina berdampak pada produktivitas pertanian Indonesia utamanya dari ketersediaan pupuk. Namun dampak lebih besar yang kita rasakan saat ini adalah adanya fenomena alam el nino,” ucapnya.
Dedi menambahkan, strategi khusus yang dilakukan adalah penyesuaian pola dan waktu tanam, pengelolaan air dan pemanfaatan sumber daya air alternatif, penyelamatan dan perlindungan serta pemberdayaan petani. BPPSDMP menyadari bahwa keberhasilan upaya mengatasi dampak el nino dan perubahan iklim lainnya memerlukan peran serta petani dan pemerintah daerah.
Kementan terus berupaya memacu peningkatan produksi beras dan jagung di wilayah Indonesia. Upaya yang dilakuikan oleh Kementan kali ini dengan menggelar Sosialisasi Kegiatan Konstruksi dan Monitoring Optimasi Lahan Rawa di Kabupaten Tanah Laut, Kamis (28/3/2024).
Bertempat di Kantor Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut, dihadiri oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Kementerian Pertanian. Selain itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Kalsel, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kab. Tanah Laut.
Kemudian Kepala Bidang PSP, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Kalsel, Ketua Tim Pelaksana Universitas Lambung Mangkurat Ketua Tim Pelaksana Politeknik Negeri Banjarmasin, Kepala BPP se-Kabupaten Tanah Laut, dan tentunya dari Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru.
Dalam arahannya, Kepala Pusat Penyuluh Pertanian, Bustanul Arifin Caya, menegaskan perlunya percepatan dalam menghadapi darurat pangan yang tengah terjadi di Indonesia.
“Kegiatan ini menjadi forum untuk membahas operasional serta output yang dihasilkan, terutama dalam hal produksi yang dapat diperoleh dari kegiatan optimasi lahan rawa ini. Dengan demikian, diharapkan hasilnya akan memberikan kontribusi signifikan dalam menjawab tantangan pangan di masa yang akan datang," ujarnya.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari optimalisasi lahan rawa.
“Di tengah kondisi darurat pangan, Tanah Laut masih menunjukkan surplus, bahkan telah berhasil melakukan panen pada bulan ini dengan luas tanam padi mencapai sekitar 500 hektare," ungkapnya.
Kegiatan ini sendiri juga dilakukan diskusi panel diantaranya Realisasi Optimasi Lahan dan Pompanisasi Kabupaten Tanah Laut Kepala Bidang PSP dan Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut.
Kemudian dilanjutkan Perkembangan Pelaksanaan SID Kabupaten Tanah Laut dari Tim Universitas Lambung Mangkurat, dan terakhir Perkembangan Pelaksanaan dan Rencana Konstruksi Kabupaten Tanah Laut.[adv]
Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru