BARABAI - Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi.
Program yang dicanangkan oleh Menteri Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.
"Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan, tentunya program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, dan petani muda," sebut Amran.
Maka dari itu, Kementan terus berupaya keras dalam memberikan solusi berupa upaya khusus terhadap darurat pangan, khususnya di provinsi Kalimantan Selatan. Segenap SDM digerakkan agar capaian hasil dapat realisasikan maksimal.
Untuk itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, melakukan kunjungan Lapang ke kabupaten Hulu Sungai Tengah. Di Kota yang terkenal dengan kue apam ini, beliau bertemu langsung dengan seluruh penyuluh pertanian.
Kegiatan ini bertujuan selain bersilaturrahmi dengan penyuluh, juga terkait koordinasi upaya khusus optimalisasi lahan rawa dan penambahan luas tanam.
Para penyuluh mengatakan sangat senang bisa bertemu dengan Kepala Badan PPSDMP, Kementan. "Biasanya hanya lihat di Youtube, sekarang bisa bertahap muka langsung," kata Siti, salah satu penyuluh.
Di hadapan penyuluh, Nursyamsi menyampaikan pesan yang sangat mendalam. Beliau menyatakan, menjadi penyuluh merupakan tugas yang sangat mulia, karena bersentuhan langsung dengan petani yang mengurusi masalah kebutuhan pokok manusia.
Terlebih jika pekerjaan mereka sebagai penyuluh benar-benar maksimal. "Buat petani senang, dengan membantu mereka mendapatkan penghasilan yang maksimal, baik dengan optimalisasi lahan saat musim kemarau, membantu perluasan area tanam dan memberikan solusi permasalahan di lapangan," ujarnya.
Saat sesi diskusi, Muhammad Husenan, penyuluh dari BPP Kecamatan Pandawan menyampaikan satu permasalahan kritis. Ia mengatakan, di Desa Kayu Rabah, sudah 4 tahun petani tidak bisa menanam padi karena lahan tergenang air sepanjang tahun. "Petani kami menjerit Pak, 4 tahun mereka kehilangan mata pencaharian," ungkapnya.
Mendengar hal ini, Kepala Badan langsung berangkat ke lokasi untuk melihat langsung kondisi lahan rawa di lapangan. Di Desa Kayu Rabah, beliau berdiskusi langsung dengan perangkat desa, ketua gapoktan dan petani setempat.
Selain memberikan pandangan terhadap masalah, Kepala Badan juga menyampaikan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencari solusi bersama-sama masalah ini.
Menurut Kepala Desa Kayu Rabah, Josnan Gonanto, tergenangnya air karena masalah pembuangan di ujung desa. "Sungai di desa tetangga dangkal, sehingga air tertampung di Desa kami, tidak bisa mengalir," jelasnya.
Sebab, hal ini memerlukan koordinasi lebih intens antar perangkat desa agar masalah bisa diselesaikan.
"Saya tentu akan menyampaikan hal ini ke pusat, dan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar kalian bisa menanam padi lagi." ucap Pak Dedi.
Ia juga menyampaikan kepada para petani agar terus semangat menghadapi hal ini. "Apapun masalah di dunia pertanian, tentu akan diselesaikan sebaik-baiknya," tambahnya.[adv]
Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru