Kepala BBPP Binuang Kementan Gencar Sosialisasi Proper SILAT TANI

Kepala BBPP Binuang Kementan Gencar Sosialisasi Proper SILAT TANI


BINUANG - Sejalan dengan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat pada saat ini, transformasi digital dalam pengelolaan pemerintahan tidak dapat dihindarkan. Tranformasi digital merujuk pada realitas proses perubahan. 

Proyek Perubahan (Proper) Akselerasi Layanan Sistem Informasi dan Telekonsultasi Pertanian atau SILAT TANI di Kementerian Pertanian (Kementan) yang digagas Wahida Anisa Yusuf sebagai salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II angkatan X Kementerian Pertanian 2024, gencar disosialisasikan. 

Kali ini, Wahida yang juga Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Badan penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementrian Pertanian melakukan sosialisasi di Kementerian Pertanian bersama Stakeholder pada Tanggal 31 Juli, di Lokasi Food Estate bersama Kordinator BPP Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah pada Tanggal 7 Agustus dan di Balai Penyuluhan Pertanian Tapin Utara bersama Penyuluh Pertanian Swadaya serta pejabat Distan Kabupaten Tapin pada Tanggal 13 Agustus 2024.

Hadir langsung saat sosialisasi di Kementerian Pertanian Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) dan Tenaga Ahli Mentan Bapak Hendri. Sosialisasi juga dilakukan di Lokasi Perluasan Areal Tanam (PAT) Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. 

Dalam kesempatan ini, Muhammad Amin selaku Kapuslatan Kementan ketika memberikan arahan, mengapresiasi sekaligus memberikan dukungan kepada Wahida sebagai reformer penggagas proyek perubahan SILATTANI yang kini sedang mengikuti PKN Tingkat II angkatan X pada Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Nasional dan Manajerial ASN Lembaga Administrasi Negara Tahun 2024. 

Amin berharap proyek perubahan yang digagas Wahida selaku Ka BBPP Binuang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama Insan Pertanian di Indonesia. 

"Ibu Wahida sebagai reformer sudah berupaya berbuat untuk masyarakat agar mendapatkan informasi seputar pertanian melalui Android sehingga, proyek perubahan ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memajukan sektor pertanian di Indonesia melalui penerapan teknologi dan inovasi digital," pinta Amin.

Sementara Wahida dalam kesempatan tersebut turut mengucapkan terima kasih ke Kapuslatan dan Tenaga Ahli Mentan Bapak Hendri "Saya sebagai Ka BBPP Binuang mengucapkan banyak terima kasih kepada Kapuslatan beserta jajaran dan Bapak Hendri yang sudah mendukung penuh dari Silat Tani ini semoga aplikasi ini, menjadikan akses informasi yang lebih luas dan layanan konsultasi yang lebih mudah dijangkau dapat memberikan dampak signifikan, terutama bagi oleh petani," ucapnya.

Wahida menjelaskan, tujuan dari proyek perubahan Akselerasi Layanan Sistem Informasi dan Telekonsultasi Pertanian (Silat Tani) adalah Terupdatenya Informasi Inovasi Teknologi Pertanian dan Tersedianya Informasi Inovasi Teknologi Pertanian dan Layanan Konsultasi secara Digital.

Wahida juga melakukan sosialisasi silat tani di kawasan pengembangan Food Estate di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah bertempat di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas di hadiri Kepala Bidang Penyuluhan, Kepala Bidang Hortikultura dan seluruh Kordinator BPP se-Kabupaten Kapuas. Di dalam sambutannya Wahida menyampaikan bahwa Silat Tani menyediakan platform digital yang memuat informasi lengkap tentang inovasi teknologi pertanian serta menawarkan layanan konsultasi yang mudah diakses.

“Silat Tani akan menyediakan informasi dalam berbagai format, termasuk artikel, video tutorial, infografis, dan modul pelatihan yang dirancang untuk membantu petani memahami dan menerapkan teknologi baru," tambah Wahida.

Sedangkan saat sosialisasi di BPP Tapin Utara Wahida menyampaikan kepada seluruh peserta yang hadir jika Silat Tani ini nantinya akan dapat diunduh melalui aplikasi Play Store yang tersedia di Android. Aplikasi ini akan dirancang dengan antarmuka yang ramah pengguna dan fitur-fitur yang intuitif, seperti notifikasi untuk pembaruan informasi, akses cepat ke layanan telekonsultasi, dan fitur pencarian yang efisien.

“Selain itu, aplikasi ini akan dilengkapi dengan kemampuan offline untuk memastikan bahwa petani di daerah dengan konektivitas internet yang terbatas tetap dapat mengakses informasi penting. Pengembangan aplikasi juga akan melibatkan pengujian yang intensif untuk memastikan kestabilan dan kinerja yang optimal di berbagai perangkat Android," pungkas Wahida.[abs]
Lebih baru Lebih lama