Seniman Masuk Sekolah, Strategi Baru Generasi Milenial Berbudaya

Seniman Masuk Sekolah, Strategi Baru Generasi Milenial Berbudaya

KOTABARU - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, sekelompok masyarakat di Kabupaten Kotabaru membuat gebrakan besar dengan meluncurkan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Gerakan ini bertujuan untuk mencetak generasi milenial yang cerdas, kreatif dan berbudaya.

Program ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kotabaru bersama Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kotabaru yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk para seniman dan siswa dari beberapa sekolah di Kotabaru.

Kegiatan bertempat di Aula Disdikbud Kabupaten Kotabaru pada 14 September 2024 lalu dengan sajian acara seremonial khas Banjar berupa pemasangan kalung Banjar dan pengalungan selendang sasirangan kepada Kepala Disdikbud dan Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan.

Kegiatan ini dihadiri oleh siswa-siswa SD dan SMP serta pembimbing dari tujuh sekolah yang telah mendapatkan bantuan alat musik tradisional.

Dalam sambutannya, Ketua DKD Kotabaru, Drs H Sajidan SH M.Hum mengungkapkan kebanggaannya atas dukungan pemerintah terhadap seniman lokal dan berkomitmen dalam melestarikan seni dan budaya di tengah derasnya arus digitalisasi.

"Kegiatan ini bukan sekadar acara biasa, tetapi upaya serius kita dalam memastikan generasi muda kita tidak melupakan akar budaya mereka," ujar Sajidan, Senin (16/9/2024)

Sajidan berharap para siswa dari tujuh sekolah tersebut dibekali dengan berbagai keterampilan seni, mulai dari seni musik tradisi hingga modern, seni tari, teater dan sastra.

"Kegiatan ini dipandu oleh para ahli seni musik tradisional seperti Tamrin Pekki dan Zaki untuk biola, Iwan dan Taufik untuk panting, hingga Iwin Adi Syaputra dan Muhtar untuk babun," ucapnya. 

Selain itu, seni tari, teater, dan sastra juga diajarkan oleh para narasumber berpengalaman di bidangnya.

Pasa kesempatan ini, Kepala Disdikbud Kotabaru, H Selamat Riyadi S.Pd M.Ed menekankan pentingnya seni dalam pembentukan karakter generasi muda.

"Jika anak-anak berbudaya, mereka akan menjadi pribadi yang beradab, dan dari situlah akhlak yang baik terbentuk," katanya.

Menurutnya, di era informasi yang serba cepat seperti saat ini, seni dan budaya lokal menjadi penyeimbang dalam membentuk karakter generasi yang berlandaskan moral dan budaya. 

Program GSMS ini dianggap sebagai langkah strategis dalam mengatasi tantangan zaman di mana generasi milenial cenderung lebih akrab dengan dunia digital daripada warisan budaya mereka sendiri.

"Sehingga ilmu yang mereka dapatkan di sini bukan hanya untuk dihafal, tetapi juga harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," tambah Selamat.

GSMS ini bukan hanya sekadar program jangka pendek. Sajidan berharap agar kegiatan ini dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang dan menjadi salah satu cara Kabupaten Kotabaru mempersiapkan generasi yang tidak hanya melek teknologi tetapi juga berakar pada identitas budaya yang kuat.

“Ini adalah investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang kreatif, inovatif, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Dengan adanya gerakan ini, Kabupaten Kotabaru tidak hanya berusaha menjaga tradisi, tetapi juga memadukannya dengan perkembangan zaman, menciptakan generasi milenial yang mampu bersaing secara global tanpa melupakan jati diri mereka," pungkasnya.[zainuddin]

Lebih baru Lebih lama