Gapai Pertanian Modern, Kementan Kolaborasi Dengan Multipihak di Kapuas

Gapai Pertanian Modern, Kementan Kolaborasi Dengan Multipihak di Kapuas

KAPUAS - Kolaborasi Multipihak Wujudkan Pertanian Modern, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman memberikan banyak arahan dan dukungan terkait program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

Di antaranya, Mentan Amran menyatakan bahwa pemerintah terus mereformasi sektor pertanian, dan program MBKM-MSIB merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan lahan tanam dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanian.

Mentan Amran berharap mahasiswa yang mengikuti program MBKM-MSIB dapat menguasai seluruh aspek pertanian, mulai dari produksi hingga hilirisasi. Ia mengajak mahasiswa untuk berkontribusi di sepuluh lokasi penyangga pangan nasional, dengan memberikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang.

Selain itu, Mentan Amran menekankan bahwa, "Ini bukan hanya soal pertanian, ini soal masa depan. Kita bangun peradaban baru, kita bangun pertanian modern dan lumbung pangan," pungkasnya.

Mendukung hal diatas, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) Volume 5 Edisi 36 dengan Tema "Kolaborasi Multipihak Wujudkan Pertanian Modern". Kegiatan MAF kali ini dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri Banjarbaru, Sabtu (5/10/2024).

Hadir di MAF ini Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti. Ia menegaskan bahwa sesuai arahan dari menteri pertanian di mana kita mengetahui bahwa saat ini sedang didorong upaya-upaya untuk perluasan atau penambahan areal tanam atau PAT, salah satunya adalah dengan melakukan cetak sawah rakyat.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian, kita sedang mendorong perluasan areal tanam, diantaranya di Kalimantan ataupun di Papua. Kemudian di sana kita bisa lakukan peningkatan produksi karena adanya cetak sawah rakyat atau optimalisasi lahan dan kemudian juga upaya-upaya lainnya ini, akan bisa meningkatkan efektivitas padi ya dan kemudian juga menghasilkan beras sehingga ketersediaan barang yang ada," ujarnya.

“Kita harus bekerja keras mencapai swasembada pangan, mudah-mudahan bisa secepat cepatnya paling tidak 2 tahun ke depan tes selanjutnya, pada tahun ke depan kita sudah bisa menjadi lumbung pangan dunia," tambah Arsanti.

Lanjut Kepala Badan, “Adanya bonus demografi dari anak-anak muda yang saat ini 52% ada di Indonesia ini tentu saja harapannya bisa kita ajak bisa kita tarik untuk bekerja di sektor pertanian," terangnya.

“Tentu saja kita juga sangat berharap bahwa mulai di masa sekolah, baik itu di SMK, baik itu di pendidikan tinggi sudah mengenal dekat dengan pertanian sehingga pada saat lulus nantinya ini siap untuk menjadi qualified job dan job creator yang tentu saja harapannya menjadi penerus dari pertanian di Indonesia," pungkas Arsanti.

Idha juga menerangkan bahwa kebijakan MBKM menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong keterlibatan generasi muda di sektor pertanian melalui berbagai program pengembangan keterampilan, akses permodalan, dan peningkatan daya saing. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menarik minat dan membangun kapasitas SDM pertanian yang lebih muda dan terampil.

Dijelaskan oleh Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso, narasumber kali ini mengundang orang-orang yang berperan dalam mendukung pertanian modern di Dadahup. Di antaranya Mikael G, (Ketua Tim penyuluhan konsultan UPI Food Estate, Balai Wilayah Sungai Kalimantan II), kemudian Kumbara (Mahasiswa MSIB Politani Payakumbuh), dan Nabila Sekar Zulkiarti (Alumni Polbangtan Malang, Co.Pendamping dan Mentor MSIB).

Mengawali materi, Mikael G dari Balai Wilayah Sungai Kalimantan II menekankan, “Kami utamakan selain melakukan kegiatan pertanian disini, minimal mahasiswa akan mendapatkan ilmu tentang irigasi rawa yang ada disini, seperti irigasi yang baik untuk pertanian, yang berbeda dengan di Jawa, dan disini kita sama-sama mensukseskan program lumbung pangan nasional," terangnya.

Mikael menambahkan, Balai Wilayah Sungai Kalimantan II sangat mendukung pelaksanaan MSIB-MBKM serta adanya pertanian modern di Dadahup. Selain itu, mereka akan all out untuk mendukung dadahup menjadi salah satu lumbung pangan nasional.

Materi kedua, dari Nabila Sekar Zulkiarti mengisahkan perannya sebagai mentor dalam bidang agribisnis yang membimbing 10 mahasiswa adalah sebuah tantangan. Sebab, di Dadahup kita, mentor juga sama-sama belajar, dalam menghadapi suatu tantangan di lahan rawa.

“Kegiatan ini menjadi tantangan bagi kami sebagai mentor. Kita sebagai mentor ada banyak bidang, diantaranya ada agibisnis, pemberdayaan Masyarakat, Teknik mesin, serta pengolahan lahan rawa. Walau begitu kami akan tetap menyukseskan program untuk mendukung swasembada pangan," ujarnya.

Lanjut pemateri ketiga, Kumbara menjelasakan, “Selama 2 minggu disini, kami terjun ke lahan rawa menjadi tantangan sendiri bagi kami, karena di lahan sifatnya dinamis. Hal pertama kami lakukan penetralan lahan menggunakan dolomit," ujarnya.

“Selain pengolahan, kami juga lakukan analisis kondisi pasar, peluang pasar, strategi pengembangan, serta tentunya on farm yang kami banyak mengunjungi petani disini, disitu kami banyak belajar," ujar Mahasiswa D.IV Vokasi ini.

Di closing statement, Plt Kepala Pusat Pendikan, Kementan, Inneke Kusumawaty mengharapkan adanya alumni dan mahasiswa ini akan bisa menumbuhkan potensi-potensi anak muda menjadi petani. Maka kita akan bisa menumbuhkan Poktan-Poktan Petani Muda yang akan lebih cepat menyerap teknologi dan meningkat produksinya dengan teknologi modern.[adv]

Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru

Lebih baru Lebih lama