Memajukan Budaya Menonton Sesuai Usia melalui Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri

Memajukan Budaya Menonton Sesuai Usia melalui Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri

PENYERAHAN cinderamata pada sosialisasi gerakan nasional budaya sensor mandiri di Provinsi Kalteng.| foto : kenedy

PALANGKA RAYA - Bertajuk "Memajukan Budaya Menonton Sesuai Usia", Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) menggelar Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Rabu (6/11/2024), 

Kegiatan yang berlangsung di Aurila Hotel Kota Palangka Raya itu menghadirkan dua orang narasumber, diantaranya Srie Rosmilawati (Dosen Universitas Muhammadiyah Palangka Raya) dan Erlan (Ketua Subkomisi Pemantauan LSF).

Kegiatan tersebut dilaksanakan guna peningkatan kesadaran masyarakat terkait pentingnya budaya sensor mandiri, lebih khusus dalam pemilihan tontonan sesuai dengan usia penonton.

Ketua Subkomisi Desa Sensor Mandiri dan Komunitas LSF, Hairus Salim mengatakan bahwa pengaruh film sangat berdampak bagi mindset masyarakat, maka dari itu LSF memiliki tugas untuk melindungi dan memastikan masyarakat terhindar dari tontonan negatif.

"Pengaruh film ini juga bisa mempengaruhi mindset masyarakat, maka dari itu Lembaga Sensor Film ini hadir untuk bisa melindungi masyarakat kita dari tontonan negatif," ungkapnya.

Ia juga menegaskan, negara terus berupaya dan berkeinginan untuk menjalankan perannya sebagai pelindung masyarakat, dalam hal ini memastikan tontonan yang diberikan bisa berdampak positif dengan langkah edukasi budaya menonton sesuai usia.

"Negara ingin menjalankan perannya sebagai pelindung masyarakat, dalam hal ini terus berupaya memastikan tontonan yang diberikan bisa berdampak positif. Salah satu langkah yang bisa kita lakukan dengan cara mengedukasi budaya menonton sesuai usia," tegasnya.[kenedy]
Lebih baru Lebih lama