KOTABARU - Desa Tanjung Pelayar, wilayah kerja Puskesmas Tanjung Selayar, menjadi pusat pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang diprakarsai mahasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan, Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin, Senin (13/1/2025).
Program ini tidak hanya memberikan solusi nyata bagi permasalahan kesehatan ibu dan anak, tetapi juga menjadi contoh kolaborasi lintas sektor yang inovatif.
Program ini dilaksanakan oleh 7 mahasiswa berbakat di antaranya Ambul Putri Pramono (P07124224162R), Mardiana (P07124224174R), Raudatul Jannah (P07124224178R), Selvia Rosluniwati (P07124224181R), Siti Misbah (P07124224182R), Sumariati (P07124224184R), dan Yulia Mukhdarina (P07124224188R)
Pelaksanaan ini didukung penuh oleh Kepala Puskesmas Tanjung Selayar, para Dosen pembimbing, dan Preseptor klinik, program ini melibatkan masyarakat RT 01 hingga RT 06 Desa Tanjung Pelayar sebagai sasaran utama, yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, pasangan usia subur (PUS), dan remaja.
Mahasiswa RPL ini mengimplementasikan 3 kegiatan inovatif untuk menjawab tantangan kesehatan di desa tersebut seperti DIARE SMART (Diare Sembuh dengan Makanan dan Air Rehidrasi)
Program ini memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya rehidrasi untuk mengatasi diare. Produk unggulan berupa leaflet dan demonstrasi dengan cara membuat larutan rehidrasi oral yang sederhana dalam membantu masyarakat untuk memahami cara penanganan diare dengan mudah dan murah dengan ZAT BESI BERSAMA (Kampanye Zat Besi untuk Remaja).
Dengan melalui penyuluhan dan workshop memasak makanan kaya zat besi, remaja diperkenalkan pada pentingnya mencegah anemia sehingga kegiatan ini menghasilkan produk seperti booklet edukasi dan resep makanan bergizi yang dapat diterapkan langsung oleh peserta di rumah hingga POSYANDU PLAY (Posyandu yang Menyenangkan).
Dengan pendekatan kreatif, Posyandu dihidupkan kembali sebagai tempat interaktif yang menyenangkan. Anak-anak diajak belajar tentang gizi melalui permainan edukatif, sementara orang tua diberi materi pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin. Produk kegiatan berupa poster, modul edukasi, dan video dokumentasi menjadi alat bantu yang efektif dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.
Keberhasilan program ini tidak terlepas dari peran Kepala Puskesmas Tanjung Selayar, aparat desa, kader kesehatan, serta masyarakat setempat. Dukungan akademik diberikan oleh dosen pembimbing dan preseptor klinik yang memastikan setiap kegiatan terlaksana dengan baik dan berdampak nyata.
Program ini berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak, menurunkan risiko diare pada balita, serta meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya zat besi dalam pola makan mereka.
Sehingga kegiatan Posyandu Play juga mencatat lonjakan partisipasi orang tua dalam membawa anak ke Posyandu, dengan program ini menjadi bukti bahwa pemberdayaan masyarakat melalui inovasi dan kolaborasi mampu menciptakan dampak yang signifikan.
Untuk itu, Desa Tanjung Pelayar kini menjadi model pemberdayaan kesehatan yang patut dicontoh, dengan harapan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengikuti jejak suksesnya.
"Melalui program ini, kami berharap Desa Tanjung Pelayar dapat melahirkan generasi yang lebih sehat dan mandiri," ujar salah satu mahasiswa.
Dengan kerja keras dan sinergi yang solid, transformasi kesehatan yang dimulai dari desa kini telah menciptakan fondasi bagi masa depan yang lebih baik.[zainuddin]
Tags
Humaniora