Tanam Perdana Program Cetak Sawah Rakyat di Pulau Kaladan Kapuas Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Tanam Perdana Program Cetak Sawah Rakyat di Pulau Kaladan Kapuas Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

SUASANA Tanam Perdana Cetak Sawah Rakyat di Desa Pulau Kaladan Kabupaten Kapuas.| foto : zulkifli 

KUALA KAPUAS – Penanaman perdana padi sawah di lahan cetak sawah Desa Pulau Kaladan, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Rabu (22/1/2025) sore, menandai awal program akselerasi Cetak Sawah Rakyat di wilayah tersebut. Program ini menjadi langkah nyata menuju swasembada pangan, sesuai visi Presiden Prabowo Subianto.

Kegiatan ini dilakukan secara simbolis oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DPTPHP) Kalimantan Tengah,  Sunarti, bersama jajaran pejabat daerah, termasuk Pj Bupati Kapuas yang diwakili Asisten II Setda Kapuas Vitrianson, Kepala Dinas Pertanian Kapuas Yaya, serta Dandim 1011 KLK, Letkol Inf Pamungkas Army Saputro, Wakapolres Kapuas Kompol Ronny Marthius Nababan, Camat Mantangai Yuberi, dan Kades Pulau Kaladan Sugianto, serta bersama dua brigade petani, yakni Brigade Petani Harapan Baru dan Brigade Petani Merah Putih.

“Kalimantan Tengah mendapat alokasi cetak sawah seluas 102.000 hektare. Hari ini, kita mulai dari Pulau Kaladan dan akan berlanjut ke daerah lain. Harapannya, provinsi ini mampu menjadi motor penggerak swasembada pangan nasional sesuai visi Presiden RI,” ujar Sunarti.

Kendala utama yang dihadapi Kalimantan Tengah, menurut Sunarti, adalah minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) petani. Namun, pemerintah telah menyiapkan solusi dengan membentuk brigade pangan, termasuk prajurit tani dan brigade pangan Bhayangkara, yang melibatkan generasi muda milenial.

“Brigade pangan adalah solusi untuk menjawab tantangan SDM. Bahkan, kaum muda milenial diajak terlibat dalam pembangunan sektor pertanian. Kabupaten Kapuas luar biasa, karena sudah memiliki brigade pangan yang siap bekerja,” jelas Sunarti.

Terkait kendala alam, seperti irigasi dan kualitas tanah, pemerintah tak bekerja sendiri. “Kami bersinergi dengan Kementerian PUPR untuk infrastruktur irigasi, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Desa, hingga Kementerian BUMN yang akan menampung hasil panen. Jadi, petani hanya fokus menanam. Pemerintah yang memikirkan hilirisasi,” katanya.

Lanjutnya, pemerintah menjamin keberlanjutan program melalui pendekatan menyeluruh, dari hulu hingga hilir.

“Kami ingin petani yakin. Tidak perlu khawatir soal hasil panen. Pemerintah sudah memikirkan pasar dan pengelolaannya. Ini adalah upaya untuk menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan,” pungkas Sunarti.

Kepala Dinas Pertanian Kapuas, Yaya SP  menambahkan tanam perdana di atas lahan seluas 20 hektar ditanami dengan dua varietas unggul, yaitu Siam Cantik dan IR 42. "Kedua varietas ini dipilih bukan hanya karena kualitasnya, tetapi juga karena masa panennya yang singkat, yaitu hanya sekitar 3-4 bulan," kata Yaya.[zulkifli]
Lebih baru Lebih lama