BANJARMASIN - Sebuah momen penuh kebahagiaan dan kehangatan terjadi saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-5 Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) yang dilaksanakan di Ball Room Hotel Banjarmasin Internasional (HBI), Sabtu (8/2/2025) lalu.
Seperti biasa, Teguh Santosa, Ketua Umum JMSI Pusat diminta untuk memulai memotong nasi tumpeng yang sudah dipersiapkan oleh panitia di atas panggung.
Ada dua nasi tumpeng di atas panggung. Satu nasi tumpeng memang khusus disediakan oleh Sekretaris JMSI Kalsel bang Lingga dan satu lagi sumbangan dari owner media onlie 'Langkar', Mbak Dina Qomariah dan Pemimpin Redaksinya Mbak Elsa Pratiwi.
Umumnya, potongan nasi tumpeng pertama diserahkan kepada yang paling senior atau setidaknya orang yang dianggap dihormati di atas panggung itu. Adalah Dahlan Iskan, wartawan senior, mantan wartawan Tempo dan pernah memimpin surat kabar Jawa Pos dianggap paling senior saat itu. Maka Teguh menyerahkan potongan tumpeng pertamanya ke Dahlan Iskan yang berdiri persis di samping Teguh.
Dahlan Iskan bukannya menerima piring yang berisi potongan nasi tumpeng itu, tetapi dia malah memanggil beberapa anak yatim yang hadir dan sengaja memang diundang ke acara HUT tersebut.
Tentu saja para anak yatim yang dipanggil ke atas panggung sempat kebingungan, karena kebingungan. Dahlan Iskan meminta salah seorang anak yatim yang naik ke atas panggung menerima piring nasi tumpeng dari Teguh Santosa.
''Kalau kita yang menerimanya, itu sudah biasa. Tetapi para anak yatim jarang bahkan mungkin tidak pernah menerima potongan nasi tumpeng dari tangan pejabat,'' kata Dahlan Iskan, seraya dia meminta potongan-potongan nasi tumpeng lainnya diserahkan epada anak yatim yang juga sudah berada di atas panggung.
Di atas panggung juga ada Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, Sekjend JMSI Pusat Eko Pamuji dan Waketum Rahiman Dani serta Ketua Pengda JMSI Kalsel, Milhan Rusli.
Nasi tumpeng yang disajikan dengan hiasan cantik ini bukan hanya sekadar hidangan, tetapi simbol rasa syukur, kebersamaan, dan harapan. Setiap suapan nasi tumpeng yang dibagikan, terasa seperti doa yang menyatukan hati untuk keberkahan hidup mereka di masa depan.
“Pemberian nasi tumpeng ini menjadi simbol kasih sayang kami kepada anak-anak yatim. Semoga mereka merasakan kebahagiaan yang tulus, dan selalu memiliki semangat untuk menjalani kehidupan,” ujar Bang Teguh.
Menurut para anak yatim, acara ini menjadi momen yang sangat istimewa. Mereka tidak hanya merasa diperhatikan, tetapi juga diberi semangat untuk terus berjuang dan bermimpi besar.
“Saya senang sekali bisa diundang dan merayakan acara hari ini. Nasi tumpengnya enak dan saya merasa bahagia bisa bersama teman-teman di sini,” ungkap Dinda, salah satu anak yatim yang hadir.
Teguh mengatakan, acara ini menjadi bukti bahwa berbagi kebahagiaan tidak hanya melalui materi, tetapi juga melalui perhatian dan kasih sayang. Banyak orang yang berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan, membawa dampak positif bagi kehidupan anak-anak yatim, serta mempererat rasa persaudaraan dan kepedulian sosial di masyarakat.[]
Tags
Humaniora