Viral! Kasus Penemuan Bayi di Trotoar Jalan di Kapuas Ternyata Rekayasa, Pelaku Akhirnya Minta Maaf

Viral! Kasus Penemuan Bayi di Trotoar Jalan di Kapuas Ternyata Rekayasa, Pelaku Akhirnya Minta Maaf

REKAYASA seorang bayi yang 'ditemukan' tersebar di medsos.| foto : istimewa

KUALA KAPUAS – Sebuah kisah yang awalnya menyentuh hati tentang bayi yang ditemukan terlantar di trotoar, ternyata hanyalah rekayasa. Fakta mengejutkan ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan dan menemukan bahwa bayi tersebut bukan dibuang, melainkan sengaja "ditemukan" oleh orang tuanya sendiri yang telah membuat pernyataan lewat video, Selasa (4/3/2025). 

Diduga pelaku sengaja merekayasa penemuan dengan cara memfoto bayi di dalam rumah, lalu menyebarkannya di media sosial seolah-olah baru ditemukan di trotoar jalan.

Kisah ini pertama kali mencuat ke publik pada Minggu, 2 Maret 2025, sekitar pukul 21.30 WIB. Sebuah unggahan di Facebook menyebar luas, menyebutkan bahwa seorang bayi laki-laki ditemukan tergeletak di trotoar Jalan A. Yani, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, Kabupaten Kapuas. 

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa saksi mata yang melintas di lokasi melihat sebuah plastik biru dan kain di trotoar. Saat diperiksa, ternyata ada seorang bayi laki-laki yang dibungkus selimut.

Saksi tersebut, MR dan FT mengaku langsung membawa bayi itu ke rumah dan merawatnya. Postingan itu pun mendapat komentar beragam dari warganet.

Namun, di balik kisah yang mengundang haru itu, ternyata tersimpan fakta lain yang jauh lebih mengejutkan.

Polisi yang mencurigai kejanggalan dalam laporan tersebut segera melakukan penyelidikan. Kapolres Kapuas, AKBP Gede Eka Yudarma, melalui Kasi Humas Iptu Suroto, mengungkapkan bahwa kasus ini tidak seperti yang terlihat.

“Pelaku adalah orang tua bayi itu sendiri, seorang remaja berinisial MR,” ujar Iptu Suroto.

Unit PPA Satreskrim Polres Kapuas telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan bukti. Hasilnya, ditemukan bahwa bayi tersebut sebenarnya tidak pernah dibuang. 

Tekanan dan ketakutan akan stigma sosial diduga menjadi alasan di balik tindakan ini.

“Pelaku sudah mengakui perbuatannya dan membuat pernyataan melalui video testimoni,” tambah Suroto.

Kasus rekayasa temuan bayi inipun diselesaikan secara kekeluargaan dengan pendekatan restorative justice.

Sementara, Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas P3APPKB, Meryanti, membenarkan adanya rekayasa ini.

"Ya, benar," ujarnya singkat saat dikonfirmasi.

Lebih lanjut, Meryanti menjelaskan bahwa pelaku melakukan hal ini karena panik dan takut ketahuan oleh keluarganya.

“Mereka merasa terdesak dan tiba-tiba punya ide seperti itu karena takut dengan orang tua mereka,” ungkapnya.

Adapun testemoni yang disampaikan pelaku yang masih remaja  melalui video tersebut menyatakan, "Saya MR selaku orang tua dari bayi, ingin mengklarifikasi sehubungan dengan berita viral yang menemukan bayi di Jalan A. yani, yang sudah mengebohkan warga Kapuas. Saya ingin meminta maaf telah merekayasa tentang penemuan bayi tersebut, dan seluruh permasalahan tersebut sudah kami selesaikan secara kekeluargaan.
Sekali lagi, saya minta maaf karena sudah meresahkan warga Kabupaten Kapuas," katanya 

Kasus ini menjadi pengingat bahwa tekanan sosial dan rasa takut dapat membuat seseorang mengambil keputusan yang tidak rasional.

Sementara itu, bayi laki-laki tersebut dalam kondisi sehat dan berada dalam perawatan keluarga saksi pertama.

Kisah yang awalnya menyentuh hati ini berakhir dengan sebuah pelajaran berharga kebenaran tidak bisa ditutupi dengan kebohongan, dan setiap tindakan memiliki konsekuensinya.[zulkifli]

Lebih baru Lebih lama